Pengalaman Berlari
Cerita tentang berlari, dari dulu
sebenarnya saya suka berlari meski hanya sebatas jarak-jarak pendek, dan
seringnya tidak secara rutin saya lakukan, saat penugasan di Tobelo, Halmahera,
Maluku Utara, banyak sekali waktu yang saya miliki untuk beraktivitas, saya
fikir kenapa tidak saya isi dengan kegiatan berlari, kota yang sepi, cuaca juga
lumayan bersih, sebenarnya bersih, tetapi rupanya di Pulau Halmahera terdapat
Gunung Dukono yang aktif yang sering mengeluarkan debu tebal ke udara yang
mengotori udara di sekitarnya, bahkan jika sedang sangat aktif sampai menjadi
hujan debu yang tebal yang menyisakan gumpalan debu yang sangat tebal seperti
butiran pasir, jadi ketika udara sedang bersih, minggu sore menjelang maghrib
saya selalu mencoba berlari mengelilingi komplek kantor bupati, lumayan meski
hanya 2-3 KM, tetapi itu sudah sangat melelahkan buat saya, kadang berganti
menjadi setiap minggu pagi setelah shalat subuh, berlari di kawasan Pelabuhan
Tobelo yang belum lama diresmikan oleh Presiden RI.
Karena belum punya panduan
berlari yang baik, jadi buat saya berlari dengan jarak yang sudah saya tempuh
sudah sangat baik buat saya, sudah sangat melelahkan buat saya.
Saya sering melihat atau membaca
artikel tentang berlari atau event lari, bahkan saya suka bergumam atau
membayangkan seandainya saja saya bisa ikut terlibat di acara seperti itu,
sepertinya akan sangat menyenangkan, melihat orang memposting koleksi medali
hasil lari mereka di media sosial sepertinya menarik dan saya berandai-andai
seandainya saja saya bisa seperti itu, selama ini saya sering posting foto
aktivitas snorkeling atau diving sebagai aktivitas olahraga air yang sangat
saya suka, kalau saja ada event lari yang bisa saya ikuti, munkin saya akan
bisa posting medali hasil olahraga lari, fikir saya saat itu.
Timbul tenggelam, sampai pada
suatu ketika teman saya, Muhlis Ulum bercerita tentang sukanya dia akan suasana
event berlari dan mengajak saya untuk ikutan event berlari, saya bilang ke dia,
saat ini saya tidak bisa ikut acara itu karena pertimbangan waktu dan biaya
yang mahal mengingat lokasi saya saat itu ada di Indonesia Timur, sementara
event lari sering diadakan di Indonesia Barat. Tetapi saya bilang ke teman
saya, seandainya jarak saya sudah lebih dekat lagi ke Jawa, saya akan
pertimbangkan untuk bisa ikut acara-acara lari seperti itu.
Waktu terus berjalan dan seiring
waktu terlupakan tentang event lari tersebut, tetapi saya tetap berlari dengan
jarak tempuh seperti biasa.
Di akhir bulan Ramadhan tahun
2018, tiba2 saja ada berita gembira bahwa saya pindah mutasi tugas ke
Kalimantan, tepatnya di Kota Balikpapan, dan kebetulan sekali teman yang dulu
suka bercerita tentang lari juga bertugas di kota yang sama, sebuah kebetulan
yang baik.
Saya bilang ke teman saya,
sekarang saya sudah lebih dekat ke Jawa, seandainya ada event lari yang
diadakan, saya akan ikut.
Dilalah pada bulan Oktober 2018, teman
saya merekomendasikan untuk ikut event lari untuk skala kecil dulu, ada
beberapa event lari di Balikpapan yang bisa saya ikuti, kebetulan ada event
lari yang sebentar lagi diadakan, namanya Herbalife Run Balikpapan, ada dua
kategori yaitu jarak 4KM dan 10KM, karena saya masih sangat awam dengan dunia
lari-lari seperti itu, teman saya merekomendasikan untuk ikut yang 4KM terlebih
dulu sebagai event lari pemanasan sebelum yakin untuk ikut jarak yang lebih
jauh.
Selama ini jarak terjauh berlari
saya adalah 3KM dan itu sudah sepenuh tenaga saya lakukan mengingat saya belum
tahu bagaimana teknik berlari dan pernafasan yang baik saat berlari, dan
akhirnya saya mulai berlatih rutin berlari kembali, mengulang dari awal, mulai
mencicil jarak berlari sedikit demi sedikit semakin jauh dan Alhamdulillah saya
sudah bisa berlari sejauh 3,5KM saat itu.
Dan pelaksanaan event itu pun
tiba, waktu lari dimulai jam 7 pagi, entah kenapa se-siang itu, karena jam
segitu di Balikpapan matahari sudah cukup tinggi, bisa menguras tenaga bagi saya
yang terbiasa lari pagi sebelum matahari tinggi atau saat matahari sudah
bersahabat sinarnya di sore hari menjelang maghrib, namun tidak ada masalah,
inilah kali pertama saya mengikuti sebuah event berlari, teman saya mengajak
saya memang untuk merasakan suasana event berlari yang sangat berbeda dengan
lari sendiri atau lari bareng di kawasan tertentu.
Saya perhatikan sedikit demi
sedikit mulai berdatangan para calon pelari dengan pilihan kategori
masing-masing, dengan aneka kostum dan aksesories lari mereka, bermacam-macam,
memang terasa berbeda sekali suasananya, meskipun teman saya bilang ini baru
skala kecil dari sebuah event lari, ke depannya nanti akan banyak lagi event
lari yang lebih bagus dan menarik serta tentunya dengan pilihan jarak berlari
yang semakin beragam.
Catatan waktu saya untuk
pengalaman berlari saya pertama untuk jarak 4,79KM adalah selama 39 menit,
catatan waktu yang baik buat pelari pemula seperti saya, sangat menyenangkan, pengalaman
berlari pertama dalam sebuah event ini sangat berkesan buat saya, sejak saat
itu saya jadi semakin tertarik mengikuti event berlari, saya jadi semakin rajin
berlari, berlatih memperpanjang jarak berlari sekaligus berlatih pernafasan,
secara autodidak, membaca artikel2 yang beredar dan semacamnya.
Setelah itu teman saya menawarkan
saya untuk ikut event lari yang besar, Borobudur Marathon di Magelang bulan
Nopember, tetapi jarak berlari terpendek adalah 10KM, tantangan yang besar buat
saya karena saya baru mampu berlari sejauh 4KM, tetapi saya sanggupi tantangan
itu dengan ikut mendaftar dan sambil menunggu saatnya tiba yang masih beberapa
minggu lagi, saya manfaatkan berlatih berlari menambah jarak KM saya berlari.
Masih ada kesempatan 4 minggu
lagi buat saya berlatih sblm Borobudur Marathon, dan kebetulan di awal Nopember
ada event berlari dalam rangka kampanye kanker yang diselenggarakan di
Balikpapan, tantangan berlarinya cukup baik, yaitu 8KM, sangat membantu saya
untuk meningkatkan kepercayaan diri saya berlari.
Selain itu juga saya ikut event
lari virtual, dalam artian ikut event berlari tetapi larinya tidak dalam sebauh
event, larinya di kota masing-masing, nanti hasil larinya kita upload ke
website yang sudah disediakan, jika hasil lari kita di validasi dan dinyatakan
valid, kita berhak atas medali finisher dana tau jersey finisher (kalau ada),
tantangan lari virtual ini 10KM, cukup buat saya untuk mengukur hasil lari saat
Borobudur Marathon nanti.
Dan semuanya berhasil saya
lariin, catatan waktu berlari untuk 8KM saya tempeh dalam waktu selama 1 jam
dan untuk 10KM berhasil saya lariin selama 1 jam 20 menit, saya semakin percaya
diri akan mampu menyelesaikan lari di event Borobudur Marathon.
Dan tibalah Borobudur Marathon
10K, sebuah event lari yang sangat meriah dan terbesar di Indonesia, ribuan
peserta lari berdatangan dari berbagai kota di seluruh Indonesia, penjelasan
panitia menyebutkan bahwa jumlah peserta lari tahun ini sebanyak 10 ribu orang
yang terbagi ke dalam berbagai kategori
mulai dari 10KM, 21KM atau HM dan 42,195KM atau FM, sementara saya mengambil
kategori 10KM sebagai awal mulai berlari saya.
Benar-benar sebuah event lari
yang sangat meriah, sepanjang jalan penuh dengan sambutan meriah dan hangat
masyarakat sekitar dengan aneka hiburan music, tarian, teriakan dan tepuk
tangan penyemangat kami berlari.
Setelah Borobudur Marathon
berakhir, saya benar-benar terbius dengan athmospher event lari dan saya mulai
menikmati berlari, karena setelah itu saya sudah mendaftar ke beberapa event
lari sampai akhir tahun, mulai dari HUT Bank Kaltimtara, 2XU Compression,
Pertamina Eco Run dan beberapa event lari Virtual lainnya sampai akhir tahun
2018.
Memasuki tahun 2019, saya semakin
meningkatkan kemampuan berlari, di awal tahun saya mengikuti event lari di GBK
Senayan, Bangun Cipta Run, kemudian pertama kali saya mengikuti event berlari
untuk kategori Half Marathon, jarak tempuh 21KM, sebuah lompatan besar buat
hidup saya dalam berlari, tidak tanggung-tanggung saya ikut di event lari
Volcano Run yang mana tanjakannya sangat menantang, dan Alhamdulillah saya
berhasil melewati tantangan berlari kategori HM dengan baik, catatan waktu
untuk pemula seperti saya selama 3 jam 10 menit, kemudian bulan berikutnya saya
ikut event lari BFI Run untuk kategori yang sama dan saya berhasil memperbaiki
catatan waktu berlari saya menjadi 2 jam 45 menit.
Setelah bulan traveling dan Puasa
Ramadhan, saya lanjutkan mengikuti event berlari di Jakarta Milo International
10K, kemudian Pocari Sweat Bandung Marathon HM, Surabaya Marathon HM, Bogor
Half Marathon dan terkahir Bali Marathon kategori HM.
Daya pikat berlari semakin
menarik perhatian saya dan pada akhirnya saya memberanikan diri, berniat untuk
mengambil kategori yang lebih jauh lagi jarak berlarinya, yaitu Full Marathon,
berlari sejauh 42,195KM, bagaimana pengalaman berlari di kategori FM, akan saya
ceritakan di tulisan saya berikutnya.
Demikian pengalaman berlari saya,
sebuah perubahan gaya hidup saya yang selama ini hanya berlari jarak sangat
pendek dan tidak rutin kemudian menjadi sebuah hobby yang bikin ketagihan dan
bahkan mampu berlari lebih jauh lagi, lebih jauh dari yang selama ini saya
bayangkan.
Inspiratif 👏👏
BalasHapusTerima Kasih :-)
HapusInspiratif 👏👏
BalasHapus