Borobudur marathon 2019 - Full Marathon
Ini adalah pengalaman lari Full Marathon
kedua saya setelah Jakarta Marathon kemarin. Seperti yang sudah saya jelaskan
di tulisan sebelumnya.
Borobudur Marathon tahun ini
memang saya niatkan untuk mengambil kategori Full Marathon dan bahkan menjadi
Virgin Full Marathon saya, saya juga sudah mulai berlatih mengikuti aplikasi
running yang ada, sudah dimulai sejak 14 minggu sebelum event Borobudur
Marathon ini berlangsung, mengikuti saran teman2 runner lain yang lebih
berpengalaman dalam dunia lari. Berarti itu sudah saya lakukan sejak saya masih
bertugas di Balikpapan.
Pada akhir September 2019 tiba2
ada pengumuman mutasi dan menyatakan bahwa saya dimutasikan kembali ke Jakarta,
Alhamdulillah puji syukur akhirnya aku kembali ke homebase dan itu membuat
program lari bertambah baik, fikir saya saat itu.
Singkat kata saya sudah melapor
ke kantor saya yang baru, dan rupanya kantor yang di Jakarta ini akan pindah ke
kantor baru, dan lebih kacau lagi acara pindahannya barengan dengan event lari Borobudur
Marathon, alhasil mau nggak mau saya harus memutuskan apakah tetap ikut event Borobudur
Marathon atau skip untuk membantu pindahan kantor.
Setelah melalui rapat sana sini,
mondar mandir memantau suasana kantor baru, ditetapkan bahwa pindahan kantor
akan mulai berlangsung dari tanggal 15 Nopember sampai dengan selesai, yang
berarti harus lembur sabtu minggu tepat disaat penyelenggaraan lomba.
Setelah dipastikan bakal pindah,
dengan berat hati saya menjual slot FM Borobudur Marathon yang sudah saya
genggam atas nama saya sendiri setelah membeli slot orang lain dan berhasil
saya ganti menjadi nama saya, segera setelah saya posting jual slot, langsung
banyak peminat yang menanyakan dan lepas lah slot lari FM Borobudur Marathon
saya, dan sekarang saatnya saya fokus ke rencana pindahan kantor. Itu terjadi
dua minggu sebelum tanggal 15 Nopember.
Senin tanggal 11 Nopember, saya
berkunjung ke lokasi bakal kantor baru dan rupanya ruangan masih sangat
berantakan, dan setelah melapor ke atasan saya dan melalui rapat diputuskan
bahwa pindahan kantor harus dimundurkan jadwalnya ke akhir bulan nopember,
dalam hati, seandainya saja slot lari FM masih bisa saya tahan, munkin saya
masih bisa ikutan Borobudur Marathon ini, saya ceritakan hal ini ke teman2
saya.
Salah seorang teman saya
menyarankan kenapa nggak segera cari slot lari Borobudur Marathon saja, kan
banyak tuh dijual di forum jual beli slot, wah ide menarik, kenapa nggak saya
cari saja slot yg beredar, langsung saat itu juga saya cari2 slot Borobudur
Marathon yang dijual di forum, rupanya teman lari yang saya kenal mau pindah
slot dari HM ke FM, dan saya tanyakan apakah slot nya masih ada, dan rupanya
masih ada, dan sepakat saya beli seharga pada saat pendaftaran pertama, setelah
slot lari didapatkan, segera saya cari transportasi ke Djokda pada tanggal 15
dan rupanya semua transport ke Djokdja pada tanggal tersebut sudah habis,
terutama jam2 yang sesuai dengan keinginan saya, meskipun ada yg tersisa tapi
jadwalnya tidak cocok alias saya harus mengambil cuti, padahal saya tidak
berniat cuti, akhirnya saya berhasil menemukan jadwal penerbangan sabtu pagi tgl
16 Nopember ke Djokdja dan kemudian mencari tiket kembali ke Jakarta yang lagi2
tgl 17 sudah full semua baik kereta api maupun pesawat terbang. Di tengah
kebingunan itu teman saya menyarankan untuk mengambil penerbangan dari Solo
saja, lalu saya cek penerbangan dari Solo ke Jakarta pada tanggal 17 Nopember
malam, dan alhamdulillah saya berhasil menemukan tiket penerbangan Solo ke Jakarta
jam 8 malam, sengaja saya ambil malam hari agar ada waktu buat saya
mempersiapkan diri setelah berlari dan perjalanan dari Magelang ke Djokdja dan
dari Djokda ke Solo, dari Djokdja ke Solo saya menggunakan kereta api, dan
akhirnya pun saya segera mencari penginapan di sekitar Borobudur berharap masih
ada yang kosong.
Rupanya kamar hotel sudah full
semua, terutama yang dekat2 lokasi lari di komplek Candi Borobudur, baik
melalui berbagai aplikasi dan menelpon beberapa penginapan di sana, sambil
iseng2 melihat2 informasi hotel melalui google map, saya coba telpon beberapa
penginapan namun tidak diangkat.
Hari jumat tanggal 15 Nopember
pencarian penginapan masih terus dilakukan, ada teman yang mengajak saya
menginap di kamar type dormitory isi 12 orang, namun pertimbangan saya butuh
istirahat yang cukup saya menolak ajakan teman, saya coba mencari lagi
penginapan menggunakan google map, disitu ada penginapan murah dan ada nomor
teleponnya, dan ketika saya coba telepon alhamdulilah diangkat, saya utarakan
maksud saya dan diujung telepon bilang bahwa kamar semua sudah full, namun dia
mau membantu mencarikan kamar yang masih kosong dan saya mengiyakan.
Sore hari baru ada kabar tentang
ketersediaan kamar, saya sampaikan ke temen saya, Opiet, apakah berminat dengan
kamar yang ditawarkan, berupa kamar yang ada di rumah penduduk namun dengan
fasilitas yang baik, saya minta dikirimkan video suasana kamar dan kamar mandi
dan rupanya sesuai dengan keinginan saya. Setelah sepakat dengan harga akhirnya
malam itu kami sepakat untuk memesan kamar tersebut yang jaraknya pun relative
sangat dekat dengan lokasi lari sehingga tidak perlu butuh waktu lama untuk
menuju dan kembali dari event lari. Tenang sudah hati ini menuju persiapan ke
Borobduur Marathon.
Sabtu pagi saya sudah take off ke
Djokdja, tiba d Djokdja masih pagi sehingga saya masih banyak waktu untuk
beristirahat, perjalanan damri dari Bandara Adisoetjipto ke Borobudur sekitar
1-1,5 jam, karena perjalanan yang menyenangkan, masih pagi sehingga jalanan
belum terlalu padat dinikmati dengan nyaman, antara tidur dan melek, setengah
mengantuk, saya melihat suasana diluar seperti sudah di Borobudur, namun saya
belum sepenuhnya sadar sehingga saya tetap nyaman dengan posisi saya di dalam
bus, setelah beberapa lama barulah sadar bahwa sebenarnya saya sudah sampai Borobudur
dan saya sudah melewatinya, namun saya tidak khawatir karena pemberhentian
berikutnya adalah Mal Artos Magelang tempat pengambilan racepack Borobudur Marathon.
Tidak lama tibalah saya di Mall
Artos, jam menunjukan pukul 9 pagi dimana mall belum buka, namun pengunjung
sudah banyak berkumpul disekitar mall yang rupanya mereka para pelari yang
hendak mengambil racepack, saya duduk menunggu mall dibuka dan juga menunggu
kedatangan teman saya, Susan, yang rencananya juga akan mengambil racepack pagi
itu.
Tidak lama kemudian muncul lah
Susan sang pelari, sambil menunggu mal dibuka kami berbincang tentang rencana
pelarian yang akan dilaksakan besok, sambil bergumam seandainya saja saya tetap
mengambil kategori FM, akan terasa lebih menyenangkan karena bisa lari bersama
dengan teman2 pelari yang lain, dari keisengan gumaman itu tiba2 Susan kembali
menyarankan kenapa tidak cari slot FM saja disini, pasti banyak yang akan jual,
saya fikir bener juga, dan segera Susan menunjukan beberapa postingan mereka
yang hendak menjual slot FM Borobudur Marathon, setelah menghubungi dua penjual
akhirnya saya sepakat dengan slot yang dijual oleh pelari yang menggunakan
nomor whatsapp kode +65, saya fikir orang Singapore dan dia menjual dengan
tawaran harga lebih murah dari penjual lainnya.
Setelah mall dibuka, segeralah
keramaian dan kepadatan suasana terjadi, Susan rupanya tidak ambil racepack
langsung tapi diambilkan temannya, sementara slot FM yang saya beli lokasinya
ada di dekat penginapan disekitar Borobudur, setelah berfoto2 melihat suasana
venue pengambilan racepack, saya dan Susan menuju Foodcourt untuk sarapan dan
makan siang karena lapar sekali, kemudian datanglah Wandy yang juga ikut Borobudur
Marathon tapi mengambil kategori HM, setelah itu kami menuju ke lobby menemui
Opiet yang sedang menunggu kiriman jersey dari komunitasnya, setelah selesai
segera kami menuju Borobudur untuk segera bersitirahat karena hari juga sudah
makin siang sementara kami perlu istirahat yang cukup sebelum lari esok pagi.
Sebelum sampai ke penginapan,
saya menemui penjual slot, dan ketika bertemu setengah terkejut saya karena
saya menemui para pelari Afrika dan rupanya slot lari yang dijual adalah slot
salah satu dari mereka, slot mereka adalah slot lari kategori international dan
pelari yang memang mencari podium juara dan hadiah, terlihat jelas sekali
perbedaannya BIB-nya, saya jadi agak sedikit khawatir takut jika ketahuan kena
diskualifikasi.
Saya ceritakan hal ini ke Susan
temen saya, dia bilang tidak usah khawatir karena dulu juga dia katanya beli
slot pelari luar negeri tapi tidak apa2, yasudah saya fikir, mudah2an memang
tidak apa2.
Malamnya saya beristirahat, bisa
tidur dengan nyaman, sebelumnya saya sudah memasang alarm untuk bangun pukul
03:00 pagi, karena jam 04:00 diusahakan sudah berada di venue lari agar bisa
mempersiapkan segala sesuatu lebih baik daripada terburu-buru yang ada akhirnya
malah tidak maksimal.
Pukul 03:00 saya sudah bangun,
segera saya mandi, berkostum dengan pilihan kostum dan aksesoris yang sudah disiapkan
malam harinya, saya selalu memakai compression untuk lari yang berjarak jauh,
selain itu selalu menyiapkan sun glasses, earphone untuk mendengar musik
menemani saat berlari, tidak lupa sebelum memakai pakaian, kaki saya dari atas
sampai lutut sudah dibalur dengan salonpas gel, selain itu juga saya selalu
membawa beberapa buah gel energy yang katanya bisa membantu menambah stamina
disaat diperlukan, aksesoris yang lain adalah saya membawa botol air untuk
ketersediaan air disaat diperlukan dan belum ketemu water station, mengingat
jarak lari yang jauh, saya harus mempersiapkan segala sesuatu dengan lebih
siap. Sebelum berangkat saya juga makan 1-2 buah pisang untuk menjaga perut tidak terlalu kosong saat
berlari.
Setelah shalat subuh di kamar,
karena kebetulan subuh sekitar jam 03:45, ada waktu untuk bisa shalat subuh di
kamar karena kebetulan lokasi penginapan tidak terlalu jauh dari venue, saya
menuju venue lari, sambil sedikit was2 karena di pintu masuk ada pemeriksaan,
saya khawatir BIB saya terdeteksi bukan milik saya dan tidak memiliki gelang
catatan waktu untuk mengetahui di pace kelompok mana saya akan berlari, namun
Alhamdulillah tidak ada kendala untuk itu.
Saya melakukan pemanasan sebentar
lalu segera masuk ke jalur lari kategori Marathon yang akan segera dimulai
sebentar lagi, suasana di dalam start line sudah ramai, meriah dan menyenangkan,
bertemu dengan beberapa pelari yang sudah saya kenal, semakin diri saya
semangat untuk mengikuti event lari ini.
Tepat pukul 05:00 pagi, start
untuk kategori FM dimulai, dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, lalu secara
bergembira seluruh pelari mulai bergerak, sedari tadi saya sudah menahan rasa
ingin pipis, setelah start dimulai, sambil memulai berlari saya segera mencari
toilet terdekat dan Alhamdulillah ketemu toilet dan kebetulan antrian belum
panjang, setelah itu saya kembali melanjutkan berlari.
Jam 05:00 pagi itu seharusnya
matahari sudah mulai bersinar, tetapi saya amati dari sebelum start dimulai,
langit diatas terlihat agak mendung, saya berharap dan berdoa agar cuaca akan
tetap seperti ini seperti saat saya berlari di Jakarta Marathon kemarin.
Bismillah ….
Suasana berlari pagi itu sangat
menyenangkan, awal kaki melangkah sangat menentukan buat saya bagaimana
kenikmatan saya berlari ke depannya, cheering dari masyarakat lokal sudah dimulai sejak titik
nol KM berlari, tari-tarian traditional, sorak sorai penyemangat dari anak-anak
sekolah sepanjang jalur lari yang dilewati, pertunjukan musik sampai hidangan
tradisional aneka rupa yang disediakan masyarakat sangat menyenangkan, sambutan
yang hangat masyarakat semakin menambah keceriaan berlari, saya terus berlari
sampai bertemu water station untuk minum dan istirahat sebentar.
Jalur lari yang belum saya
ketahui sebelumnya seperti menjadi tebak2an tersendiri buat saya, saya tidak
mengetahui dimana titik-titik tanjakan baik yang landai maupun yang curam akan
saya temui, begitu juga turunan-turunan yang menyenangkan akan saya temui,
bagaimana jalur berlari yang akan saya lewati benar-benar menjadi tantangan
bagi pelari dalam mengatur irama, gerak langkah kaki dan energy agar jangan
sampai habis ditengah jalan.
Sampai di 10KM pertama, pace lari
masih santuy, masih sesuai target, kaki-kaki masih kuat, cuaca yang saat start
jam 05:00 pagi terlihat mendung, kini mulai menampakkan aslinya, matahari mulai
terlihat terang namun masih sejuk, memasuki 10KM kedua kaki-kaki juga masih
oke, cuaca makin terang, sinar matahari mulai menggoda saya untuk
berisitirahat, tetapi saya tetap mampu berlari, memasuki 10KM ketiga, mulai di
KM 22, teman saya Susan mengingatkan bahwa ada COP di KM 35 dimana semua pelari
harus segera sampai disana paling lambat jam 11:00 siang, saya melihat jam
tangan, masih sangat cukup waktu untuk sampai di COP 35 sebelum jam 11:00.
Sesuai rencana lelarian di FM,
sampai dengan 25KM pertama saya sudah harus bisa menyelesaikan lari selama 3
jam 30 menit, saya cek di jam tangan saya waktu berlari saya sudah mendekati
itu, jadi secara pelaksanaan sudah sesuai dengan apa yang saya rencanakan.
Susan sudah meninggalkan saya di
KM22 karena khawatir tidak bisa sampai di KM35 sampe jam 11 pagi, dengan
catatan waktu yang saya tempuh sampai di KM25, saya yakin saya bisa sampai di
KM 35 sebelum jam 11 siang, sepanjang jalan, matahari semakin naik dan
menyengat, kaki-kaki masih kuat, namun karena sengatan panas sepanjang jalan,
membuat tubuh menjadi cepat lelah, lelah sekali, sampai saya temui beberapa
pelari sampai berjalan pelan bahkan ada yang sampai menepi ke rumah penduduk
yang ditemui untuk sekedar berteduh dari panas.
Saya terus mulai berjalan cepat,
power walking dengan kecepatan berjalan cepat 1 KM saya tempuh dalam waktu 9-10
menit, saya kombinasikan dengan berlari lambat, mulai dari KM 25 sampai dengan
KM30, saya kombinasikan antara berlari lambat dengan berjalan cepat, bahkan
saya sempat mampu berlari lambat sampai 2KM, selebihnya saya hanya mampu
berjalan cepat dengan kecepatan yang saya atur sesuai dengan target yang saya
tetapkan.
Alhamdulillah di setiap 1KM
selalu ada water station yang sangat membantu para pelari yang kepanasan untuk
menyegarkan diri, bahkan sampai ada yang mengguyur badannya basah demi
mendapatkan kesegaran, di setiap water station itu juga saya amati banyak
pelari yang harus beristirahat, yang harus mendapatkan pertolongan medis dengan
aneka keluhan yang mereka alami. Alhamdulillah saya masih tetap kuat.
Saya menghindari tubuh saya
terlalu basah, terutama jika sampai membasahi sepatu dan kaos kaki saya karena
bukannya menyegarkan badan saya malah menghambat lari saya, karena sangat tidak
nyaman sekali berlari dalam kondisi sepatu dan kaos kaki basah, cukup sudah
keringat yang membasahi badan saya dan saya bisa atasi dengan minum air yang
banyak di setiap water station yang saya temui.
Di sekitar KM32-33, saya bertemu
dengan kristhadist yang saat itu sedang membeli minuman bersoda, saya tanyakan
kenapa minum minuman seperti itu saat berlari seperti ini, dia bilang dia hanya
ingin mengambil gula yang terkandung dalam minuman tersebut berharap mendapat
tambahan energy yang didapat, entah benar atau salah cara yang dilakukan,
tetapi yang saya rasakan tubuh memang benar2 sangat lelah dan haus.
Di sekitar KM itu juga saya
bertemu dengan Ibenk, pelari yang awalnya mengambil HM lalu berpindah ke
kategori FM, yang tadinya slot HM-nya saya beli namun saya juga tiba2 berpindah
ke jalur FM, kami sama2 kelelahan dan mencoba mensiasati bagaimana agar kondisi
tetap stabil. Bergantian kami bertiga berjalan beriringan, kadang dilewati
kadang melewati diantara kami.
Dan akhirnya bertemulah saya
dengan titik COP di KM35, titik batas maksimal yang harus dilewati pelari
sebelum jam 11 siang jika tidak mau kena sapuan para penyapu jalan untuk para
pelari yang tidak mampu tiba di titik KM35 sebelum jam 11. Titik KM35 ini
berada di tanjakan yang cukup naik, antara rasa senang karena sudah sampai di
KM35 dan rasa lelah karena harus setengah mendaki tanjakan yang cukup naik.
Saya lihat jam sudah menunjukan
waktu 10:30 siang, berarti saya masuk kategori aman, para petugas pengawas juga
memberi selamat kepada semua pelari yang sudah melewati COP KM35 ini dan
sekaligus mengingatkan agar jangan sampai lengah karena batas waktu semakin
mepet tapi masih ada sisa 7 KM lagi yang harus ditempuh.
Dengan tersisa waktu 1 jam 30
menit, saya harus segera bisa menyelesaikan sisa 7KM lagi, dengan estimasi
catatan waktu saya berjalan cepat 1 KM ditempuh selama 10 menit, berarti 7KM
terakhir harus bisa saya selesaikan dalam waktu 1 jam 10 menit, berarti
estimasi ketibaan di garis finish adalah jam 11:40 siang atau sekitar 20 menit
lagi batas COT berakhir.
secara kaki-kaki masih kuat,
namun karena tubuh sudah sangat lelah, seperti tidak mampu lagi saya berlari,
saya selalu berdoa agar tetap diberi keselematan sampai tiba di garis finish,
dengan selalu berdoa sepanjang jalan, saya sedikit sedikit berlari pelan dengan
harapan mempercepat waktu, namun tubuh memang benar2 lelah, pengganti setiap
break di water station, saya ganti dengan berlari sampai jarak tertentu untuk
menjaga kestabilan waktu, saya terus berusaha seperti itu.
Sepanjang jalan saya temui
beberapa pelari yang terkapar entah karena kelelahan atau kaki yang kram,
menyedihkan memang, disaat menjelang garis finish namun justru kedatangan
masalah yang bisa mengancam dirinya terkena COT.
Jam 11:45 Sampailah saya di
gerbang komplek Candi Borobudur, sorak sorai para pelari yang sudah
menyelesaikan lari mulai terdengar, sambutan, teriakan dan semangat dari para
komunitas lari yang sedang menyambut kedatangan para masing-masing anggota
komunitasnya semakin ramai, saya usahakan untuk berlari namun kaki terasa berat
sekali, sementara masih ada sekitar 600-500 meter lagi sudah sampai di titik
finish, saya terus berusaha agar segera menyelesaikan lari, gerbang finish
sudah nampak di depan mata, bayangan keriuhan di depan gerbang finish tahun
lalu sudah terbayang, saya paksakan berlari di 200 meter terakhir dan akhirnya
saya bisa menyelesaikan tantangan berlari FM ini selama 6 jam 52 menit yang
berarti tinggal 8 menit lagi saya terkena COT, Alhamdulillah saya ucapkan
ber-kali2 sesaat menjelang garis finish sampai menuju lokasi pemberian medali
dan jersey finihsher.
Opiet dan Bayu sudah menunggu
saya, entah kenapa tiba2 saja saya terharu dan menangis, saya peluk satu per
satu Opiet dan Bayu sambil sedikit terisak menahan tangis haru di balik kacamata
hitam saya, lega sekali rasanya bisa menyelesaikan lari FM ini dengan persiapan
yang mendadak, di waktu yang sebaiknya kata para ahli lari tidak
direkomendasikan untuk pelari hore seperti saya mengambil lari kategori FM
dalam waktu yang sangat berdekatan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12
siang lewat, dan saya bertemu Susan, kemudian kami ber-foto2 disekitar lokasi
dengan kondisi seadanya karena sangat melelahkan ditambah cuaca yang semakin
terik. Saat berfoto-foto saya perhatikan para pelari yang sudah tiba di garis
finish hanya selisih 1-2 menit saja dari batas COT, namun tetap tidak berhak
mendapatkan medali dan jersey finisher, tragis memang, tetapi itulah
perjuangan, dan saya sangat bersyukur berulang kali berhasil menyelesaikan lari
ini dengan selamat, sehat dan bahagia.
Begitulah pengalaman berlari di Borobudur
Marathon 2019 saya, pengalaman yang tidak terlupakan dan entah apakah saya bisa
mengulanginya kembali, saya tidak tahu, sebuah pengalaman lari buat saya yang
seorang pelari lambat, merupakan pengalaman luar biasa dalam hidup, sebagai
kenangan dalam hidup.
Tnyata gak cuman perjalanannya aja yg panjang tp ada behind scene yg panjang jg saat ikut event ini ya ��
BalasHapusya bener, sebuah perjuangan untuk mencapai keberhasilan hehe
Hapus