Lanjutan dari Dubrovnik, Kroasia ...
Siang ini rencana saya akan
pindah ke Kota Kotor yang ada di Negara Montenegro, perjalanan menempuh jarak
waktu selama dua jam, dan sekarang saya sudah di central bus station Dubrovnik
tempat kemarin saya tiba dari Sarajevo.
Singkat cerita bus berangkat
sesuai jadwalnya, perjalanan kembali menyusuri pinggir pantai namun sekarang
posisinya persis di atas tebing yang langsung menghadap ke laut, pemandangan
sangat indah sekali sekaligus ngeri2 sedap, karena antara tepi jalan dan tepi
jurang sangat dekat sekali jaraknya, namun
sepertinya tidak ada kendala selama perjalanan, terbukti tidak ada
tanda/rambu2 peringatan tentang kecelakanaan atau kewaspadaan di jalan, mungkin
karena tingkat keselamatan berkendara yang sangat baik di negara eropa sehingga
hal ini tidak terlalu menjadi perhatian, nampak dari ketinggian sesekali saya
menatap terakhir kalinya kota tua Dubrovnik dan sekitarnya yang sangat menawan.
Selain menyusuri pantai,
perjalanan juga akan melewati terowongan yang sangat panjang sekali, sepertinya
lebih dari 2 KM jauhnya karena sangat lama sekali saya berada di dalam
terowongan tersebut.
Setengah perjalanan bus akan
melewati pos lintas batas, di perbatasan keluar Croatia, kenek bus mengumpulkan
paspor dan identitas penumpang lalu diberikan kepada petugas imigrasi dan
penumpang menunggu di dalam bus, kemudian dalam jarak serratus meter kemudian
bus akan melewati pos imigrasi negara Montenegro, disini semua penumpang harus
turun dan menyerahkan sendiri paspor atau identitas kepada petugas imigrasi satu
per satu, kemudian penumpang menunggu di tempat lain sampai semua penumpang bus
menyelesaikan proses imigrasi lalu semua masuk kembali ke dalam bus melanjutkan
perjalanan.
Perjalanan menuju Kota Kotor
Montenegro benar2 sangat menakjubkan pemandangannya, tidak habis2nya saya
berdecak kagum mengucap Subhanallah melihat kawasan peisir pantai laut adriatik
memang sangat bagus dijadikan kawasan resort, selain lautnya yang biru juga
tenang perairannya sehingga sepanjang jalan dari sejak Dubrvnik sampai Kota Kotor
banyak sekali rumah tepi pantai atau kawasan resort dengan hotel2 yang berdiri
di tepi pantai menambah keindahan dan kesan mewah daerah tersebut.
Dan tibalah saya di Kota Kotor
yang merupakan kota resort sama seperti Dubrovnik, yang juga mempunyai kawasan
Kota Tua yang dikelilingi benteng, dari terminal bus Kotor saya cukup berjalan
kaki sekitar 10 menit untuk mencapai kawasan kota tua, dimana kali ini saya
menginap di dalam kawasan kota tua Kotor yang saya cek harga penginapannya
banyak yang murah bahkan sangat jauh lebih murah daripada Dubrovnik yang sangat
mahal sekali, itulah sebabnya saat di Dubrovnik kemarin saya mendapat
penginapan yg lumayan murah diluar kota tuanya.
Saya menginap di Kotor Bed and
Breakfast Hostel, dengan tarif per malam 10 euro, dormitory isi bed 6 bed type
bunk bed, Alhamdulillah bed saya ada di bagian bawah sehingga saya tidak perlu
repot2 naik turun bed. Staff hostel sangat ramah menyambut saya dan setiap tamu
yang datang menginap, tidak lama proses check in, staff menjelaskan dengan
informative semua informasi mengenai Kota Tua Kotor, bahkan saya diberikan tips
untuk dapat melihat Kota Kotor dari atas benteng Kotor di atas bukit tanpa
harus melewati jalur resmi yang berbayar, tetapi melewati jalur belakang yang
pemandangannya tidak kalah jauh indahnya, antara jalur belakang dan jalur resmi
pada akhirnya akan bertemu pada titik yang sama di atas benteng Kota Kotor,
spot terbaik melihat Kota Kotor keseluruhan dari atas dengan pemandangannya
yang sangat indah.
Setelah staff hostel mengantar
saya ke kamar saya dan menjelaskan semua fasilitas yang akan saya dapatkan
selama menginap disana, yang sangat full fasilitas untuk penginapan sekelas
hostel harga 10 euro.
Di dalam kamar dormitory type
campur ini sudah ada dua cewek traveler asal Vietnam dan Braziil yang kami
langsung ngobrol satu sama lain bercerita tentang perjalanan yang sudah kami
tempuh masing2, setelah itu saya keluar
mencari makan ke supermarket yang tadi saya lewati dari terminal bus, Karena
membeli makanan dan minuman di supermarket jauh lebih murah daripada membeli
makanan dan minuman yang disediakan di resto atau rumah makan, kebetulan
penginapan menyediakan dapur lengkap dengan segala fasilitasnya sehingga saya
hanya perlu membeli makanannya, tinggal dimasak sebentar atau dipanaskan, siap
santap, sementara utk minuman panas semacam kopi atau teh sudah disediakan
gratis termasuk gula-nya, asyik kaaaaan …… sore itu saya beristirahat di
penginapan sambil menikmati makanan yang saya buat.
Esok harinya, berdasarkan penjelasan
dari staff hostel kemarin, saya mencoba menyusuri jalan, namun ketika hendak
memasuki jalurnya seperti ada rasa keraguan karena jalurnya seperti melewati
rumah orang lain dan nampak dari jauh seperti ada jalur instalasi listrik yang
bikin ragu, akhirnya saya mencoba mengelilingi kawasan lain diluar benteng,
ketemu satu mall kecil yang ada supermarket didalamnya, selain itu di depan
kawasan ada dermaga kapal pesiar dan sedang bersandar kapal pesiar yang sangat
besar sekali yang saya hitung ada 6 lantai tingginya, seperti hotel terapung
saja jadinya saya lihat, saya melihat-lihat sambil sesekali mengamati bukit
yang akan saya daki.
Nampak dari kejauhan saya
perhatikan ada titik2 berwarna yang bergerak seperti naik turun, saya amati
lagi dengan seksama dan benarlah itu merupakan jalur pendakian yang dimaksud,
nampak memang titik2 tersebut adalah orang2 yang sedang mendaki atau yang
sedang turun dari bukit, namun demikian jalur tersebut adalah jalur resmi yang
harus membeli tiket seharga 10 euro, sementara saya akan menempuh jalur dakian
lewat jalur belakang.
Setelah meyakinkan diri, apalagi
setelah mendengar cerita traveler Vietnam dan Brazil kmrn tentang jalur
pendakian alternative tersebut, saya beranikan diri mengikuti jalur alternative
tersebut, dan kebetulan sekali di belakang saya ada dua traveler yang nampaknya
hendak melakukan pendakian jalur yang sama, yaudah saya tambah mantap untuk
naik.
Jalur pendakian meski bukan jalur
resmi tapi sudah tertata rapi meksipun jalurnya masih beruba batu2an yang
diatur rapi namun tetap nyaman untuk dilewati, awalnya terasa sepi dan agak
ngeri, apalagi saya bertemu beberakali dengan anjing yang lewat ( gak pede kalo
ketemu anjing besar J
), dan akhirnya di tengah perjalanan nampak saya lihat beberapa traveler yang
akan naik dan ada juga yang turun, semakin tinggi pendakian semakin indah
pemandangan, jalur mendaki sepanjang hampir 2,5 KM tidak terlalu terasa,
apalagi saat di perjalanan saya bertemu traveler dari Panama yg juga hendak
naik, dan kami mendaki bersama sambil bertukar cerita, dan menariknya ketika
dia sudah mengunjungi beberapa daerah di Indonesia.
Singkatnya kami sudah tiba di
titik spot pendakian, dengan pemandangan yang menakjubkan, udara yang bersih,
cuaca yang cerah, langit bersih dan dari ketinggian betapa indahnya pemandangan
Kota Kotor, tidak bosan2nya menatap sambil duduk2 dari atas ketinggian melihat
sekeliling.
Setelah cukup puas diatas,
saatnya saya turun, saya agak ragu apakah akan kembali melewati jalur semula
atau ikut jalur yang resmi untuk turun ke bawah, temen Panama sudah pamit turun
duluan karena ditunggu istrinya dan saya lupa menanyakan apakah akan lewat
jalur semula atau jalur resmi. Sambil melihat2 pemandangan, saya coba menuruni
jalan dan coba melewati jalur semula, namun tanpa disadari rupanya saya malah
masuk ke jalur jalan resmi, saya jadi ragu apakah tetep lanjut turun atau coba
cari jalan yang awal, namun saya teringat penjelasan staff hostel jika jalur
turunnya bisa pakai jalur resmi karena petugasnya juga gak akan menanyakan
tiket masuk tadi, antara ragu dan yakin akhirnya saya tetep turun juga sambil
membayangkan seandainya saat dibawah ada pemeriksaan yasudah saya akan bayar
atau naik ulang lalu melewati jalur mendaki yg awal. Namun akhirnya saya lega
juga karena rupanya seperti penjelasan staff hostel kalau petugas disana tidak
akan memperhatikan dan memeriksa semua pengunjung yang turun. Padahal kalau
diperhatikan hampir semua penginapan memberikan informasi yang sama tentang
jalur pendakian alternative ini, tapi nampaknya pemda sana tidak terlalu
menghiraukan jalur ini dan juga spt tidak akan menutup jalur alternative ini
bahkan malah spt dibiarkan.
Sisa hari saya nikmati untuk
berjalan2 keliling area kota tua yang kondisinya tidak semewah Dubrovnik, lebih
sederhana, namun justru lebih menyenangkan, karena selain harga2 lebih murah
juga friendly and warm. Kota Kotor kota resort, penduduknya ramah dan sangat
menyenangkan selama melakukan perjalanan disini.
Esok pagi saya akan melanjutkan
perjalanan ke Kota Tirana, Albania ….
Keren banget view nya...
BalasHapusJadi yang ada kapal pesiar itu danau atau laut ya?
laut, bagian laut yang menjoro ke daratan
Hapus