Solo Traveling Eropa Balkan - Beograd, Serbia
Lanjutan dari Athena ....
Tanggal 20 April, hari sabtu pagi
saya sudah check out dan karena sudah tidak ada lagi hal yang ingin dilihat di
Athena, saya segera menuju airport, menggunakan MRT dari Monastiraki station
langsung menuju bandara, tarif kereta tetap 10 euro dari dan ke bandara.
Sebelumnya saya sudah melakukan
web-check in sehingga saat di bandara saya tinggal menunjukan bukti check in
online saya di iPhone, dan ternyata saya tidak perlu cetak bukti check in saya
lagi, tapi cukup dengan melakukan scan barcode yang ada di bukti check in saya.
Konsep paperless check in online benar2
terjadi, tidak seperti di negeri kita yang bukti check in online tetap harus
dicetak ulang. Saat melakukan pelaporan check in, saya amati hanya saya satu-satunya
penumpang berwajah asia di dalam penerbangan saya ini, semuanya wajah eropa.
Jadwal terbang seharusnya jam
14:35 waktu Athena, namun ternyata delay ke jam 17:00 dan tidak ada kompensasi
apapun atas keterlambatan ini, saya sudah menanyakan kompensasi apa yang saya
terima sebagai penumpang, namun ternyata petugas menyatakan tidak ada
kompensasi atas keterlambatan ini, saya jadi bertanya pada diri sendiri apakah
kompensasi keterlambatan ini hanya kebijakan yang ada di Indonesia atau berlaku
di seluruh dunia. Dan saya perhatikan tidak ada satupun penumpang yang
menanyakan kompensasi ini.
Akhirnya pesawat jadi terbang jam
17:00 dengan lama penerbangan sekitar 2 jam, seharusnya estimasi saya sudah
tiba di Beograd jam 16:35 di jadwal semula, namun karena keterlambatan ini saya
baru tiba di Beograd, Serbia pukul 18:00, waktu di Serbia 1 jam lebih lambat
daripada Yunani. Saya sudah mengantisipasi dan melakukan estimasi jika tiba di
Beograd hari masih terang dan masih cukup waktu buat saya mencari penginapan di
tengah kota Beograd.
Sesaat keluar dari pintu pesawat
dan hendak menuju pintu gerbang masuk ke imigrasi, terdapat pengecekan paspor
oleh pihak otoritas bandara, setiap penumpang dicek satu per satu paspor mereka
termasuk saya, entah kenapa mereka melakukan pengecekan seperti itu. Saat tiba giliran
saya, petugas tersebut agak detail sekali memperhatikan paspor saya sampai2
petugas tersebut menggunakan kaca pembesar untuk memastikan bahwa paspor saya
asli, karena kebetulan paspor saya baru perpanjangan dan belum banyak stempel
imigrasi jadi mungkin jadi sedikit menarik perhatian petugas tersebut, dan
mungkin juga karena saya satu2nya penumpang berwajah asia dan beberda postur
dengan penumpang lain yang berwajah eropa, namun karena saya mengikuti semua
aturan dengan benar, saya yakin tidak ada masalah, dan setelah beberapa saat
barulah paspor saya dikembalikan ke saya dan saat melewati meja imigrasi, tidak
ada masalah sedikitpun tentang paspor saya.
Sebelum melewati imigrasi dan
setelah melewati petugas tadi, saya sempatkan menukarkan uang Euro saya ke
dalam Dinar Serbia, saat itu nilai tukar 1 Dinar Serbia setara dengan Rp 136.-
Keluar dari bandara menuju kota,
saya naik bus M1 yang standby persis disebelah pintu keluar kedatangan, tariff
bus dari bandara ke kota sebesar 300 Dinar, penginapan saya terletak tidak jauh
dari Central Bus Beograd, tinggal jalan kaki sekitar 10 menit akan tiba di
penginapan saya berdasarkan petunjuk di map offline saya.
Saya sudah booking penginapan di Downtown
Hostel, lokasinya sangat jelas, tetapi ketika saya mencoba mencari, awalnya
saya salah masuk, karena tidak ada petunjuk penginapan dan di lokasi tersebut
terdapat beberapa penginapan sejenis, satu lokasi yang saya anggap benar coba
saya masuki, dengan memencet tombol suara, lalu di seberang sana dijawab oleh
seorang bapak2 yang menanyakan saya berasal darimana, dan saya sebutkan negara
saya, bapak tersebut lalu menyuruh saya masuk dengan sebelumnya membuka kunci
pintu secara system, ketika pertama kali saya masuk ke dalam, langsung timbul
keraguan akan lokasi penginapan saya, karena di dalam berupa bangunan kosong
seperti bangunan tidak berpenghuni, karena bapak itu menyuruh saya naik ke
lantai 2, dengan pikiran positive dan membaca doa, saya naik ke atas menemui
bapak di balik pintu, dan langsung dibukakan pintu dan menyambut saya.
Bapak itu langsung menanyakan
paspor saya, namun karena saya was-was tidak yakin dengan lokasi penginapan ini
yang berupa bangunan tua, sepi dan seperti tidak terawat, saya menahan diri
tidak menyerahkan paspor saya, saya mengkonfirmasi ke bapak tersebut dengan
menunjukan bukti booking penginapan saya dari booking.com, semula bapak
tersebut tidak menghiraukan bukti pemesanan penginapan saya, namun karena saya
bersikeras akhirnya bapak itu memberitahu bahwa ini bukanlah penginapan yang saya
pesan, lalu sambil minta maaf, saya segera keluar dari ruangan dan bapak
tersebut mungkin agak kesal dan menutup pintu dengan setengah membanting.
Saya semakin was2 mengingat
suasana bangunan, apalagi keadaan diluar sudah mulai gelap karena jam sudah
menunjukan jam 19:00 lewat dan sebentar lagi matahari tenggelam, saya akan kesulitan
menemukan penginapan saya.
Lalu saya coba lagi mengamati
lokasi penginapan saya di peta offline, rupanya lokasinya masih beberapa meter
lagi, saya coba ikuti petunjuknya, lagi2 saya dihadapkan dengan barisan
bangunan tua dan kosong yang saya tidak yakin penginapan saya disitu, saya
mencoba memutari komplek bangunan tersebut namun tidak nampak sedikitpun
penanda penginapan saya, hari semakin gelap dan angin makin kencang, saya tetap
berdoa dan berharap segera menemukan lokasi penginapan saya, saya mencoba
menanyakan ke beberapa orang yang lewat namun mereka banyak yang tidak
mengetahui keberadaan alamat yang saya maksud, sampai2 saya hampir salah masuk
lagi tempat penginapan.
Akhirnya saya coba sekali lagi
menanyakan ke seorang bapak yang hendak masuk ke mobilnya dan ketika membaca
alamat penginapan saya, ditunjukkan olehnya lokasi bangunannya dan rupanya
lokasi tersebut sudah saya lewati dua kali namun benar2 kita tidak menduga kalau
lokasi tersebut adalah sebuah penginapan.
Segera setelah saya memastikan
kebenaran alamat dan sesuai dengan tanda petunjuk penginapan yang sangat kecil
yang orang lain tidak akan mengira jika itu adalah sebuah nama penginapan,
karena bentuknya mirip dengan papan nomor rumah. Saya memencet tombol
memberitahu kalau saya menginap disana, di seberang suara dijawab oleh seorang
laki2 yang langsung mengkonfirmasi jika saya berasal dari Indonesia dan saya
langsung mengiyakan, saya diminta menunggu sebentar diluar karena dia akan
segera turun, Alhamdulillah akhirnya ketemu juga penginapannya.
Saat orang tersebut menemui saya,
dia memberitahukan bahwa kamar yang sudah saya pesan sudah dipakai orang karena
katanya saya tidak ada pemberitahuan apakah saya jadi datang atau tidak, saya
sempat kaget namun akhirnya lega karena orang tersebut akan membantu saya
mencarikan penginapan yang sesuai dengan harga yang saya pesan di booking.com.
Saya diantar olehnya ke
penginapan di seberang blok, namanya Cuba Hostel, deskripsi kurang lebih sesuai
dengan penginapan yang saya pesan, segera semuanya saya selesaikan, saya
diantar oleh petugas ke kamar saya, kamar saya type dormitory isi 6 orang
ranjang susun, saya ditempatkan diatas karena tempat tidur yang lain sudah
terisi semua. Saya langsung disambut ramah oleh penghuni kamar dan berkenalan,
rata2 mereka semua orang tua dari berbagai negara, ada yang dari Chez Republik,
Ukraina dan Serbia sendiri, hanya yang dari Chez Repuiblik yang bisa berbahasa
Inggris, sementara yang lainnya orang tua yang hanya mengerti Bahasa local
mereka, namun demikian mereka tetap menyambut saya dengan ramah, sambil
istirahat kami berbincang2 karena munkin mereka surprise bertemu dengan orang
dari negara lain yang jauh dan berbeda postur dengannya, malam itu saya dapat
beristirahat dengan nyaman, feels like home jadinya.
Esok harinya, saya mulai
melakukan perjalanan sesuai dengan rencana, lokasi yang saya kunjungi adalah
Benteng Kalemegdan, benteng ini rupanya bekas bangunan saat Kesultanan Ottoman,
dan pernah menjadi benteng pertahanan perang juga, namun yang tersisa sekarang
adalah berupa bangunan tembok benteng dan didalamnya berupa taman2 yang luas
dan beberapa ruangan terbuka dijadikan tempat menyimpan kendaran bekas
pertempuran dan beberapa dijadikan arena bermain, selebihnya menjadi ruang
terbuka tempat orang beraktifitas, saat berada di ujung benteng, kita
dihadapkan dengan pertemuan dua sungai yang airnya sangat bersih dan di
sepanjang bantaran sungai dijadikan tempat lokasi restaurant terapung dan kita
bisa menikmati dinner sambil berkeliling menyusuri sungai, menurut penjelasan
staff hostel, wisata tersebut menjadi wisata yang paling terkenal di Serbia,
tampak dari kejauhan jejeran perahu restaurant sedang parkir dan menambah
keindahan pemandangan.
Dari atas benteng juga kita bisa
melihat pemandangan Kota Beograd secara luas, tidak banyak bangunan tinggi di
Beograd, hanya ada 2-3 banguann baru dengan arsitektur modern, selebihnya
banguan tua dan tidak terlalu tinggi, dari kejauhan juga akan nampak Hotel
Jugoslavia yang sangat terkenal. Keluar dari komplek benteng, diujung jalan
berjejer penjual souvenir yang menjajakan aneka souvenir yang didominasi magnet
dan gantungan kunci.
Keluar menyeberang jalan, kita
akan bertemu dengan kawasan pedestrian yang sangat mengasyikkan dan sangat
ramai oleh pejalan kaki, namanya Kneza Mihaila, panjang jalan ini saya
perkirakan kurang lebih 1 KM panjangnya, di kiri kanannya berupa bangunagn
dengan arsitektur yang sangat indah dipandang mata, kualitas jalan yang sangat
bagus, deretan toko2 yang menjual aneka rupa, dan café-café yang menyediakan
tempat duduk diluar ruangan, sangat menyenangkan dilihatnya. Tidak ada
kendaraan sama sekali yang lewat disitu karena memang jalan ini dikhusukan
untuk pejalan kaki, dari ujang jalan ke ujung jalan satunya, sementara lebar
jalan sekitar 5 meter kurag lebih, benar2 sangat nyaman.
Disekitar situ juga kita bisa
melihat kawasan Republic Square dengan patung Mihailo sebagai icon-nya.
Saya sempatkan shalat Duhur dan
Ahsar di Masjid Bajrakli yang merupakan masjid peninggalan Kesultanan Ottoman, yang
sejauh yang saya dapat, hanya inilah masjid satu-satunya yang ada di Beograd,
entah munkin ada lokasi lain di daerah yang lain, namun dari map offline Kota
Beograd yang saya unduh, hanya inilah masjid yang langsung ditemukan, lokasinya
tidak terlalu jauh dari kawasan pedestrian dan benteng, disekitar situ juga
saya sempatkan membeli makan siang saya. Saya nikmati siang sampai sore di
Kneza Mihalia yang sangat nyaman.
Selesai di Kneza Mihalia, saya
melanjutkan perjalanan saya melihat Gedung Parlement dan Gereja Orthodox yang
tidak jauh lokasinya dari sana, saya kembali ke penginapan untuk beristirahat
dengan catatan akan kembali menyusuri jalan melihat Gereja Ortodhox terbesar di
Serbia. Namun ternyata tubuh saya sudah letih sekali dan butuh istirahat, saya
tidak mau memaksakan diri karena perjalanan masih lama lagi ke beberapa negara.
Saat di penginapan, sebenarnya
Orang Chez Republik menawarkan saya untuk menemani melihat Museum Joseph Bros
Tito, Pahlawan pendiri negara Yugsolavia, doi sangat terkesan dengan Tito,
apalagi saat saya menyebut nama Presiden Soekarno, dia seperti sumringah dan
senang, dari penuturan ceritanya, dia sangat merindukan suasana saat Yugsolavia
masih berdiri dimana semua negara Balkan masih bersatu dan menjadi negara yang
kuat di kawasan eropa saat itu.
Namun tubuh saya perlu istirahat,
akhirnya saya menyudahi perjalanan singkat saya di Beograd hari itu, karena
besok paginya saya akan melakukan perjalanan ke Sarajevo, Bosnia Herzegovina.
Komentar
Posting Komentar