Trip ke Raja Ampat
Selamat Siang...
Kepada Yth calon penumpang NAM AIR rute TERNATE-MANADO dengan nomor penerbangan IN699 hari ini, Sabtu 23 Desember 2017,
Mengalami keterlambatan/Delay dari jadwal awal jam 18.30 wit di Undurkan ke jam 20.00 wit (dikarenakan alasan operasional)
Untuk itu diharapkan melapor CHECK IN di bandara jam 18.00WIT
Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini
Info lengkap, hubungi kantor perwakilan kami 0921-3122299, 082190660505
terima kasih
Sriwijaya Air Grup
Kepada Yth calon penumpang NAM AIR rute TERNATE-MANADO dengan nomor penerbangan IN699 hari ini, Sabtu 23 Desember 2017,
Mengalami keterlambatan/Delay dari jadwal awal jam 18.30 wit di Undurkan ke jam 20.00 wit (dikarenakan alasan operasional)
Untuk itu diharapkan melapor CHECK IN di bandara jam 18.00WIT
Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini
Info lengkap, hubungi kantor perwakilan kami 0921-3122299, 082190660505
terima kasih
Sriwijaya Air Grup
Demikian sms yang saya terima menjelang pukul 3 sore waktu Ternate
ketika akan memulai perjalanan menuju Raja Ampat, baiklah, mudah-mudahan tidak
delay berkelanjutan, meskipun dengan pemberitahuan delay tersebut, berarti saya
gagal menikmati sabtu sore di Kota Manado karena penerbangan ke Sorong
dilanjutkan esok paginya, namun kalau difikir saya bisa menghemat pengeluaran,
masa menunggu sampai pukul 8 malam saya manfaatkan dengan ngopi2 sambil
menikmati wifi di kopi Djarod yang terletak dibelakang stadion.
Namun karena saya sudah terlanjur mengiyakan tawaran teman untuk diantar
ke bandara pukul 5 sore, akhirnya mau tidak mau saya ke bandara pukul 5 sore
meskipun saya tau pasti di bandara sudah sepi dengan aktivitas, mau bilang
jadwal dimundurkan antar ke bandara juga ada rasa sungkan karena sepertinya
teman juga punya keperluan lain dengan keluarganya. Jam 5 sore teman sudah
datang, Baiklah otw to Bandara Sultan Babullah Ternate ......
Perjalalanan ke bandara tidak terlalu lama, selain karena letaknya tidak
terlalu jauh, juga akses menuju ke bandara tidak macet, padahal kami pun
berkendara tidak terlalu ngebut, tiba di bandara suasana memang sudah sepi,
hanya ada beberapa orang yang sepertinya sisa2 penumpang yang belum terangkut
ke kota dari penerbangan terakhir, toko-toko masih ada beberapa yang buka,
beberapa kendaraan nampak masih terparkir.
Saya duduk di salah satu kursi menunggu, sambil mendengarkan musik,
sambil memperhatikan kesibukan akivitas beberapa orang, saya perhatikan
penumpang yang satu tujuan dengan saya satu per satu mulai berdatangan.
Jam 7 sore saya masuk untuk check in, saat itu juga pesawat NAM Air take
off menuju Ambon, dan selesai shalat jamak maghrib dan isya, saya menunggu di
ruang keberangkatan, jam 7:30 sesuai waktu yang tertera di tiket, seharusnya
kami sudah boarding, namun tanda2 keberadaan pesawat NAM Air belum juga nampak,
petugas darat perusahaan mulai membagikan kue2 sebagai bentuk permintaan maaf
karena keterlambatan penerbangan, jam 8 waktu yang dinantikan, kami juga belum
terbang, penumpang mulai gelisah karena menunggu dengan ketidakpastian.
Jam 8:30 pesawat NAM Air dari Ambon sudah mendarat, pesawat itulah yang
akan menerbangkan kami ke Manado, namun lagi2 kami belum mendapat kepastian
penerbangan, jam 9 lewat, saya dan beberapa penumpang datang ke meja boarding
menanyakan kepastian penerbangan, dan diberitahukan bahwa pesawat masih dalam
pergantian spare part yang rusak, tidak ada pejabat yang kompeten yang hadir
untuk menjelaskan, hanya petugas2 NAM Air yang merupakan pihak ke-tiga, yang
bukan merupakan pegawai resmi NAM Air yang tampil menjelaskan.
Setelah sekian lama perdebatan yang tidak mendapat kepastian, sekitar
pukul 10 malam, tiba2 ada pengumuman dari seorang bapak yang ternyata seorang
kepala bandara yang memberitahukan bahwa pesawat tidak bisa diterbangkan karena
kendala teknis, spare part yang diperlukan untuk mengganti bagian yang rusak
rupanya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, pihak maskapai tidak menyediakan
pesawat alternatif/pengganti dan untuk ketersediaan spare part tsb harus
menunggu pesawat Sriwijaya yang akan datang besok pagi dari Jakarta, yang
dengan demikian, berarti kami semua bisa terbang besok paginya untuk terbang ke
Manado yang jarak tempuhnya hanya sekitar 1 jam kurang lebih, namun ternyata
kami harus menunggu sampai lebih dari 12 jam.
Karuan saja seketika kegaduhan, emosi campur aduk terjadi, rasa marah,
kesal, sedih, bingung bersatu padu diantara penumpang karena kebetulan sekali
waktunya berdekatan dengan perayaan Hari Natal dimana banyak sekali penumpang
yang akan terbang hendak pulang menuju kampung halaman masing2 hendak merayakan
Natal.
Banyak juga diantara penumpang tersebut yang sudah memesan kendaraan
dari bandara menuju kota lain, yang sudah memesan hotel dan keluarga yang sudah
berada di bandara menunggu ber-jam2 dengan ketidakpastian penerbangan, banyak
juga yang hendak melanjutkan penerbangan lanjutan ke tujuan berikutnya, saya
contohnya, saya harus melanjutkan penerbangan ke Sorong besok paginya jam 4:30
dan harus tiba di Sorong jam 7 pagi karena sudah ditunggu oleh pihak agen tour
yang saya pesan untuk perjalanan ke Raja Ampat.
Tidak lama setelah pemberitahuan resmi diumumkan bahwa saya tidak bisa
terbang malam itu, saya segera memberitahukan ke pihak agen tour kalau saya
sangat terlambat tiba di Sorong, dari pihak agen tour memberitahukan bahwa saya
masih bisa ikut tour jika saya tiba di Sorong sebelum jam 12, ketidakpastian
ini membuat saya semakin bingung apakah saya akan membatalkan ikut trip ini
atau tetap ikut tapi dengan waktu yang masih belum pasti.
Sesuai dengan aturan dari kementerian perhubungan,, maskapai yang
terlambat memberangkatkan penerbangan lebih dari 3 jam, harus memberi uang
kompensasi sebesar Rp 300.000 per penumpang, dan karena saat itu juga malam
sudah larut, pihak maskapai juga harus menginapkan semua penumpang sampai besok
pagi menjelang penerbangan.
Setelah sampai di penginapan, pukul 02:33 wit saya kembali mendapat sms
yang berbunyi sebagai berikut :
Selamat Pagi..
Diinfokan kepada seluruh penumpang cancel flight NAM AIR dengan tujuan TTE-MDC tgl 23 Desember,diberitahukan bahwa penerbangan NAM AIR tujuan TTE-MDC dialihkan ke hari Minggu tgl 24 Desember besok jam 10.00 WIT.
Para penumpang dimohon mempersiapkan diri untuk penjemputan di hotel masing-masing jam 08.00 WIT.
Terima Kasih dan Mohon Maaf atas ketidaknyamanan ini..
Sriwijaya Air/Nam Air
Diinfokan kepada seluruh penumpang cancel flight NAM AIR dengan tujuan TTE-MDC tgl 23 Desember,diberitahukan bahwa penerbangan NAM AIR tujuan TTE-MDC dialihkan ke hari Minggu tgl 24 Desember besok jam 10.00 WIT.
Para penumpang dimohon mempersiapkan diri untuk penjemputan di hotel masing-masing jam 08.00 WIT.
Terima Kasih dan Mohon Maaf atas ketidaknyamanan ini..
Sriwijaya Air/Nam Air
Pihak maskapai menghubungi saya melalui telepon terkait kepastian
penerbangan lanjutan saya ke Sorong, pihak maskapai memberitahukan bahwa
penerbangan lanjutan saya ke sorong masih belum ditentukan menunggu kabar dari
Jakarta, saya sempat berucap untuk membatalkan seluruh penerbangan saya dari
ternate ke sorong dan sebaliknya, dan minta dikembalikan semua uang tiket saya 100%,
pihak maskapan bilang akan menyanggupi, lalu telepon ditutup.
Tidak lama kemudian, kembali pihak maskapai menghubungi saya dan
menginformasikan bahwa dari kantor pusat Jakarta memastikan bahwa saya akan
diterbangkan ke Sorong besok pukul 10 pagi dan tiba di Sorong sekitar jam 12,
dengan kepastian itu saya mengurungkan rencana pembatalan tiket penerbangan
saya.
Malam itu saya tidak bisa tidur karena lelah fikiran memikirkan keadaan
hari ini dan ketidakpastian besok hari.
Besok paginya, semua penumpang kembali berkumpul di bandara, sesuai
jadwal di sms yang dikirim seharusnya jam 1o kami sudah terbang ke Manado,
namun sampai jam 10 kurang belum juga ada tanda2 semua penumpang disuruh masuk,
petugas masih sibuk dengan kegiatan pemberian voucher kompensasi dan penumpang
kembali disuruh menunggu, cara mereka bekerja sangat tidak efisien, membuang
waktu, karena seharusnya proses pemberian kompenasi penumpang bisa langsung
masuk ke pesawat, namun ini tidak demikian.
Dalam proses menunggu itu, keponakan dan teman saya yg akan ikut trip
memberitahukan bahwa pesawat Sriwijaya mereka yang terbang dari Jakarta ke
Sorong dengan transit di Makasar juga delay 5 jam di makasar, sehingga mereka
juga terlambat tiba di Sorong. Saya juga memberitahukan kepada pihak agen tour
bahwa saya akan terlambat sampai di
Sorong, namun mendapat jawaban bahwa saya masih ditunggu di Sorong karena
rupanya banyak juga rombongan lain yang datang terlambat, lega juga mendapat
kabar demikian, namun rasa kesal masih tetap karena pesawat ke manado belum
juga diterbangkan.
Jam 11 wit akhirnya kami diterbangkan ke Manado, sampai Manado jam 11
wita, jam 12 wita terbang ke Sorong dan tiba di sana jam 1 wit lewat, saya sudah
pasrah akan ditinggal, menjelang pesawat mendarat saya terpaksa mengaktifkan
telepon dan mendapat whatsapp ttg kepastian kedatangan saya, seketika itu juga
saya kabari bahwa saya sebentar lagi akan mendarat, dan Alhamdulillah mereka
masih menunggu.
Segera setelah mendarat di Bandara Sorong, saya berjumpa dengan keponakan
dan teman saya dan disegerakan menuju pelabuhan rakyat Sorong untuk naik kapal
ferry cepat untuk penyeberangan ke Pulau Waisai dengan perjalanan sekitar 2
jam, sementara sebagian rombongan yang lain sudah ada yg mengikuti tour,
sementara kami bertiga dan ada satu lagi satu keluarga dari surabaya berjumlah
6 orang yang juga mengalami hal yang sama dengan saya, pesawatnya delay.
Tiba di Pelabuhan Waisai langsung di sambung dengan private boat milik
perusahaan agen tour untuk singgah ke penginapan salah satu rombongan di Raja
Ampat Dive Lodge di Pulau Mansuar, masalah datang lagi, ketika turun dari kapal
ferry di pelabuhan waisai, rupanya tas koper salah satu penumpang tertukar
dengan penumpang yang lain, dan itu diketahui setelah semuanya tiba di
penginapan yang berjarak sekitar 1 jam lebih dari pelabuhan.
Mau tidak mau speed kembali ke pelabuhan waisai untuk mencari tas koper
yang tertukar, sementara semua peserta dititipkan di dermaga penginapan sambil
snorkeling dan menikmati pemandangan sore sampai matahari terbenam.
Air laut yang jernih, terumbu karang beraneka warna dan ikan2 yang
berenang dengan gembira menemani kami yang sedang menunggu, ikan2 dengan aneka
warna tersebut sangat banyak dan sangat dijaga keberadaannya karena memang
kawasan Raja Ampat ini merupakan kawasan konservasi yang terjaga, tidak boleh
ada aktivitas memancing secara ilegal.
Akhirnya kami tiba di penginapan homestay di Pulau Arborek, sesuai
dengan paket tour yang kami ambil, paket homestay menginap d penginapan tanpa
Ac dan kamar berbagi.
Rumahnya mungil, khas Papua yang terbuat dari anyaman daun kelapa,
menghadap laut, dan lebih unik lagi kamarnya dibungkus dengan semacam kelambu
sehingga memancarkan suasana romantis bagi mereka yang memang mau berduaan,
karena pilihan kamarnya seperti itu dan tidak ada pilihan model homestay yang
lain, mau nggak mau akhirnya kami tidur di kasur model begitu.
Kebetulan rumah yang kami tempati ada tiga kamar, satu kamar yg lebih
luas diisi oleh keluarga dari Swiss dengan dua anaknya, malam itu kami
kelelahan, masing2 dari kami sudah memberitahukan bahwa tidurnya akan ngorok,
dan benar saja, malam itu suara dengkuran saling bersahut-sahutan, antara
capek, gerah dan berisik suara dengkuran, saya lewati malam itu ditemani dengan
suara dengkuran. Besok paginya ketika sarapan, temen2 rupanya memang tidak
benar2 tidur dengan nyenyak, kami saling berkomentar dan bukan komentar tentang
dengkuran masing2, tetapi dengkuran bule yang cowok suara dengkurannya paling
juara hahahahaha ......
Setelah semua sudah rapi, rencananya pagi ini kami akan mengunjungi
Pulau Piaynemo, Telaga Bintang, Batu Pensil dan Pasir Timbul, namun karena
masalah tas koper yang belum kunjung selesai, kami kembali menunggu, efeknya
adalah terpaksa beberapa tempat di-skip karena pertimbangan waktu yang sudah
mulai terang.
Selama menunggu, lagi2 kami menikmati keindahan alam bawah laut pulau
Arborek yang sangat bening dan terang karena pantulan sinar matahari, ingin
rasanya snorkeling lagi tapi tertahan karena kami harus ke piaynemo.
Kunjungan kami pertama ke Pulau Piaynemo, gugusan kepulauan yang katanya
mirip dengan gugusan pulau yang ada di Kepulauan Wayag yang lokasinya masih 2-3
jam lagi dengan speed, dan itu bukan bagian dari paket tour yang kami ambil, ternyata
suasana di atas puncak sudah ramai dengan rombongan yang lain, kami secara
teratur bergantian dengan rombongan yang lain untuk dapat mengambil dokumentasi
dan menikmati suasana.
Selesai berfoto-foto kami segera turun untuk menuju ke Telaga Bintang,
bentuk seperti bintang ini bisa dilihat dengan cara naik ke atas puncak bukit
yang jalurnya lebih terjal, dimana kita harus berpegangan pada batu2 kars,
daripada saat naik ke puncak Piaynemo yang jalurnya sudah diberi fasilitias
tangga naik ke atas.
Selesai dari sana, kami lanjutkan makan siang di penginapan homestay
piaynemo, setelah itu bertukar speed dengan rombongan lain, karena diantara
rombongan kami ada yang mengambil paket tour 3 hari 2 malam ke Wayag, sementara
paket yang saya ambil paket 2 hari 1 malam, kami lanjutkan snorkeling di pulau
terdekat kemudian setelah selesai snorkeling, karena hari sudah semakin sore,
kami segera kembali ke Sorong menggunakan private boat milik perusahaan, bukan
lagi menggunakan kapal ferry cepat seperti kemarin, karena ternyata kapal ferry
cepat yg kemarin saya tumpangi saat kedatangan itu dikarenakan kami terlambat
dan kami diikutkan utk segera bisa bergabung, perjalanan menggunakan private
boat dari Pulau Waisai ke Sorong sekitar 1 jam lebih lambat daripada
menggunakan kapal ferry cepat, namun demikian saya lebih menikmati menggunakan
private boat karena pemandangan lebih luas untuk dinikmati. Tiba di Pelabuhan
Usahamina Sorong sekitar jam 8:30 malam, sudah ditunggu pihak tour untuk
diantar ke masing2 penginapan yang kami pesan.
Malamnya kami ber-4, menginap di Hotel Indah yang sudah dipesankan oleh
teman kantor yang dulu pernah bertugas di Tobelo yang sekarang pindah ke
Sorong, sebenarnya lokasi hotel berada di pusat kuliner kota Sorong, namun
karena saat itu bersamaan dengan suasana Natal dan kebetulan ada edaran himbauan
dari pihak Pemda Sorong untuk tidak melakukan aktivitas bisnis selama dua hari
Natal, suasana kota menjadi sepi, malam itu kami dijamu makan malam di rumah
teman dan esoknya kami diantar mencari souvenir Sorong yang memang karena saat
itu toko masih banyak yang tutup jadi agak kesulitan kami mencarinya,
Alhamdulillah ada satu toko yang tetap buka, setelahnya kami diantar ke bandara
untuk penerbangan tujuan masing2, keponakan saya dan teman tujuan langsung ke
Jakarta sementara saya ke Ternate dengan transit di Manado, Alhamdulillah
penerbangan kembali kami lancar tanpa ada delay.
Perjalanan ke Raja Ampat berakhir.
Demikian sedikit cerita tentang perjalanan saya ke Raja Ampat.
... Alhamdulillah ... penyampaian ceritanya sekarang lebih nyaman ,meski terasa ada kesal,marah,lelah, cukup menggambarkan betapa "keindahan ini sungguh harus diperjuangkan" untuk bisa menikmatinya dengan RASA LEGA & BANGGA.
BalasHapus������
terima kasih, Bu Yani :-)
HapusKasurnya romantis banget... hahaha
BalasHapusbanget (buat yang merasa romantis) hehehe
Hapus