Jelajah Iran - Tehran ( part 2 )
Sekitar jam 8 pagi saya sudah
tiba di Jonoob Bus Terminal Tehran, saya kembali menginap di Seven Hostel,
dengan prosedur yang sama, tetapi dengan staff yang baru ini saya diberi
kemudahan lebih banyak dimana saya sudah boleh menempati kamar yang akan saya
pakai karena kebetulan hari itu tidak sebanyak saat saya pertama datang.
Setidaknya saya punya waktu istirahat lebih banyak.
Setelah cukup beristirahat dan
bersih2, setelah berdiskusi dengan staff hotel, si anak muda ini
merekomndasikan saya untuk mengunjungi Azadi Tower terlebih dahulu, setelah itu
baru mengunjungi Tajrish Shopping
Market.
Selama perjalanan di Tehran, saya
menggunakan Metro dengan tarif yang cukup murah, semuanya dimulai dari Emam
Khomeini MRT station yang merupakan salahsatu station penghubung ke jalur
lainnya. Dari Imam Khomeini saya turun di Taleghani MRT Station karena saya
hendak melihat gedung bekas kedutaan Amerika Serikat yang penuh dengan coretan
grafiti kebencian terhadap Amerika, pada masa lalu hubungan Iran dan Amerika
Serikat sangat akrab, namun sejak revolusi Iran terjadi, keadaan menjadi
terbalik dan kini dua negara tersebut menjadi saling bermusuhan.
Selesai dari sana, saya
melanjutkan perjalananan ke Azadi Tower, turun di Meydan-e Azadi MRT Station,
namun sebelumnya dari Taleghani saya harus berganti jalur di Darvazeh Dowlat
MRT Station untuk bisa meneruksan perjalanan ke Meydan-e Azadi. Station
Meydan-e Azadi ini persis berada di bawah West Bus Terminal, dari arah terminal
nampak Azadi Tower, namun kita harus menyeberang jalan sebentar untuk bisa
sampai disana.
Saat sampai di Azadi Tower, ada
dua anak tanggung menyapa saya, setelah basa-basi sebentar, moment ini saya
manfaatkan untuk minta tolong difoto dengan latar belakang Azadi Tower,
Alhamdulillah ada aja moment2 yang tidak diduga.
Azadi Tower ini semacam boulevard
yang juga terdapat taman yang sepertinya nyaman, karena saat saya sampai disana
matahari sedang tinggi, jadi panasnya cukup mengganggu kenyamanan, meskipun
udara musim dingin masih sejuk tapi sinar matahari tanpa terasa membuat kulit
saya semakin hitam.
Setelah puas menikmati Azadi
Tower, saya melanjutkan perjalanan ke Tajrish Shopping Market, karena lokasinya
berada diujung jalur yang lain, perjalanan memakan waktu sekitar satu jam untuk
sampai disana meskipun menggunakan Metro.
Untuk sampai ke Tajrish, dari
Meydan-e Azadi, saya bertukar jalur lagi di Darvazeh Dowlat MRT Station, dari
situ baru langsung menuju Tarjish diujung jalur merah.
Tarjish Shopping Mall ini tadinya
saya fikir berupa bangunan Shopping Mall pada umumnya seperti yang saya lihat
di negara saya sendiri dan negara lain, di Tarjish ini kondisinya kurang lebih
sama dengan Vakil Bazzar namun lebih kecil, disisi jalan rayanya berjejer toko2
penjual busana siap jadi, dan disepanjang jalan dari MRT Station sampai gerbang
pasar, banyak pedagang kaki lima menjajakan aneka barang jualan mereka.
Safron, Bumbu masak paling mahal di dunia
Di sisi sebelah pasar, saya
menemukan sebuah Mesjid dan sekaligus Shrine, sepemahaman saya jika di dalam
masjid terdapat makam seorang ulama yang sangat dihormati, mereka menamakan
Holly Shrine, namun jika tidak ada makam di dalamnya, mereka namakan masjid.
Saya sempatkan shalat jamak Duhur dan Ashar di dalam masjid tersebut sekalian
melihat makam yang ada didalamnya.
Setelah selesai ibadah, sambil
mengambil beberapa foto dan mengamati aktifitas warga sekitar, saya lanjutkan
lagi menikmati keliling pasar di Tarjish ini, saat sedang berjalan, saya
menemukan rumah makan lokal namun dengan konsep yang lebih modern dari yang
saya lihat di kota2 sebelumnya, makanan yang disajikan pun tidak melulu kebab
dan semacamnya, namun masakan lain yang baru saya lihat disitu, karena
kebetulan juga waktu makan siang sudah tiba, saya sempatkan mampir makan siang
disitu, salah satu menu yang saya pesan adalah lasagna, namun ketika saya coba,
rasanya seperti agak aneh begitu, seperti ada semacam bumbu atau bahan makanan
lain yang ditambahkan, munkin bagi warga lokal rasa masakan itu memang begitu,
tapi bagi saya tetap rasanya agak aneh, tapi itulah seni mencoba masakan lokal
yang saya rasakan disetiap perjalanan saya, setiap orang punya lidah
masing-masing dan punya selera masing-masing.
Setelah puas menikmati suasana di
Tarjish, karena kebetulan hari juga sudah menjelang malam, saya putuskan
kembali ke hotel untuk beristirahat dan persiapan untuk pulang balik ke
Indonesia besok harinya.
Pagi harinya setelah sarapan,
saya minta dipesankan taksi untuk ke bandara, dengan tarif yang sama,
perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam kurang lebih dan sampailah saya di
bandara, setelah melewati proses imigrasi, perjalanan pulang kembali ke
Indonesia dimulai, ada rasa sedih karena perjalanan selama di Iran terlalu
singkat, saya sangat menikmati suasana selama di Iran dan berharap suatu hari
bisa kembali menikmati Iran dengan lebih menyenangkan.
Penerbangan saya menggunakan
Emirates, sebelumnya harus transit terlebih dahulu di Dubai, dan pada
kesempatan transit ini saya ingin memanfaatkan waktu transit di Dubai dengan
jalan-jalan disana.
Perjalanan Jelajah Iran berakhir ...
Komentar
Posting Komentar