Alhamdulillah, akhirnya sampai juga
kaki ini menapak di negara Iran, sebuah negara yang sejak dulu ingin saya
kunjungi karena terkagum dengan orang2nya saat saya menjejak tanah suci di Arab
Saudi.
Selama bepergian di negeri para
Mullah ini ada beberapa kota yang sempat saya kunjungi antara lain Tehran,
Yazd, Esfahan dan Shiraz masing2 dengan keindahan dan sejarahnya
sendiri-sendiri.
Perjalanan selama di Iran mengambil
masa sekitar 8 hari efektif dari total sekitar 10 hari perjalanan saya, saya
akan ceritakan perjalanan saya di tiap kota sesuai dengan apa yang saya rasakan
dan nikmati saat berada disana.
Perjalanan saya ke Iran menggunakan
penerbangan Emirates, dengan transit di Dubai, akan saya ceritakan sedikit
perjalanan saya saat transit di Dubai nanti, dengan menggunakan jenis pesawat
Airbus A300-800 dan Boeing 777-800, dua jenis pesawat terbang yang besar sekali
dengan service penerbangan bintang 5 terbaik di dunia, Alhamdulillah saat itu
saya mendapat tiket penerbangan promo yang kalau dihitung saya dapat diskon
hampir 50% dari harga tiket normal.
Jalur penerbangan saya adalah
Jakarta ke Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines, lalu Kuala Lumpur ke Tehran
dengan Emirates transit beberapa jam di Dubai, lama perjalanan Jakarta ke Kuala
Lumpur sekitar 2 jam, Kuala Lumpur ke Dubai sekitar 6,5 jam, lalu Dubai ke
Tehran sekitar 2 jam penerbangan.
Penerbangan dari Kuala Lumpur jam
19:20, sampai di Dubai pukul 22:10, transit sekitar 5 jam lalu lanjut
penerbangan ke Tehran, tiba di Imam Khomeini International Airport Tehran
sekitar pukul 5 pagi waktu setempat.
Sesampai di Airport, saya bergegas
menuju konter Visa On Arrival, berdasarkan penjelasan yang saya baca di
beberapa blog traveler, Visa untuk Indonesia bisa dilakukan melalui Kedutaan
Iran di Jakarta dan biaya Visa sekitar 20 USD, namun kita juga bisa mengajukan
VOA saat kedatangan namun dengan biaya visa lebih mahal, sekitar 58 USD. Karena
pertimbangan waktu yang tidak cukup untuk apply visa di Kedutaan Besar Iran di
Jakarta, akhirnya saya mengambil VOA saat tiba di Iran.
Saat kedatangan hari masih pagi,
traveller yang mengajukan visa kebetulan masih sedikit, segera saya menuju
loket dan menanyakan proses pembayaran, petugas menyuruh saya untuk membayar
semacam asuransi kesehatan, setelah membayar asuransi kesehatan, lalu saya
kembali ke loket tersebut dan petugas memberikan semacam kertas yang menuliskan
besaran visa yang harus saya bayar, lalu saya menuju konter bank yang ada
disebelahnya, selanjutnya kembali ke loket tersebut dan saya diminta untuk
menunggu.
Karena saat itu belum banyak
traveller yang datang, hanya ada beberapa turis dari China yang kadang
menyebalkan dengan sikapnya yang suka menyerobot, saya fikir proses tidak akan
terlalu lama, saya sabar menunggu, semakin siang penumpang pesawat banyak yang
mulai berdatangan dan mengajukan proses visa, antrian semakin banyak dan saya
tidak menyangka proses permohonan visa bisa selama ini, total saya hitung
sekitar 2 jam saya menunggu untuk sebuah proses pengajuan Visa On Arrival,
waktu yang sangat lama dibanding proses VOA yang saya lalui dibanding dengan
negara lain yang pernah saya kunjungi yang hanya membutuhkan proses yang tidak
lebih dari setengah jam.
Akhirnya Visa saya terima, namun
ketika hendak menuju imigrasi desk, petugas memberitahukan bahwa untuk beberapa
penerbangan dengan menggunakan beberapa perusahaan penerbangan harus melalui
pintu imigrasi yang ada diseberang gedung, proses yang agak merepotkan menurut
saya, namun Alhamdulillah pintu imigrasi penerbangan Emirates hanya ada di
seberang loket Visa On Arrival, petugas langsung stempel paspor saya yang
menandakan saya diperbolehkan masuk ke Negara Iran.
WELCOME TO IRAN .....
Setelah proses imigrasi selesai,
pengambilan bagasi, sesuai petunjuk yang ada di beberapa blog traveler, kita
sebaiknya segera menukarkan uang yang kita bawa dengan mata uang lokal, Riyal
Iran, 1 Riyal Iran pada saat itu sekitar Rp 0,45,-, saat itu saya menukarkan
uang USD yang saya bawa, langsung saya menuju ke konter bank yang ada dekat
pengambilan bagasi, namun petugas bilang mereka tidak menerima layanan
penukaran uang, setelah itu saya melewati jalur kedatangan, ada beberapa konter
bank lagi yang saya datangi dan lagi-lagi mereka tidak melayani penukaran mata
uang asing, buat apa keberadaan mereka disana yah?
Saya membaca tempat penukaran uang
ada di lantai atas, bangunan airport Tehran ini hanya ada dua lantai, lantai
dasar dan lantai satu, loket penukaran uang ada di lantai satu, segera saya
beranjak naik ke atas, ternyata disana banyak sekali kerumunan orang Iran,
didominasi perempuan dengan ciri khas pakaian warna hitam yang lebar, sedikit
agak sungkan saya harus melewati rombongan mereka yang tidak nampak satu pun
turis saya perhatikan disana, celingak celinguk tidak juga nampak konter
penukaran uang, lalu saya turun kembali ke lantai dasar, celingak celinguk lagi
memastikan bahwa ada penukaran uang di bawah, dan ternyata memang nggak ada,
tanya petugas disana juga bilang loketnya ada diatas, akhirnya terpaksa saya
naik kembali ke lantai atas dan melewati rombongan orang Iran yang hendak
terbang, saya kelilingi lagi diatas, rupanya ada satu konter kecil loket penukaran
uang, agak terhalang karena di loket tersebut juga dikerumuni oleh
perempuan-perempuan Iran yang berjilbab hitam lebar yang sedang melakukan
penukaran uang, saya agak kikuk dengan beberapa lelaki dengan niatan yang sama
akhirnya sedikit memaksakan diri untuk menyodok ke depan agar kebagian
penukaran uang, kalau tidak begitu, akan terus diserobot oleh mereka.
Semula saya hendak menukarkan uang
sebanyak 200 USD, namun katanya hanya boleh maksimal sebanyak 100 USD, yaudah
saya tukar deh, petugasnya juga perempuan dengan tergesa memberikan tukaran
uang 100 USD saya dengan segepok uang Riyal Iran, saya tidak sempat lagi
menghitung di depan loket karena begitu sibuknya orang-orang yang juga hendak
menukarkan uang, tanpa diberikan bukti tanda terima penukaran, segera saya
ambil uang tersebut lalu mencari ruang yang agak sepi untuk sekedar istirahat
dan menghitung uang Iran yang saya terima.
Karena kondisi juga masih lelah
setelah berjam-jam terbang, berjam-jam menunggu antrian visa dan proses
penukaran uang, cukup mempengaruhi konsentrasi, sambil menyantap sarapan yang
belum sempat saya makan, saya menghitung uang Iran yang saya terima, seharusnya
menurut perhitungan dengan uang 100 USD, saya akan menerima sebanyak 3.500.000
riyal Iran, dengan 1 USD senilai 35.000 Riyal Iran, namun saya menghitung hanya
menerima sebanyak 1.750.000 riyal Iran, lemas sekali saya saat itu menghadapi
kenyataan bahwa uang yang saya terima itu nilainya sangat rendah dari
seharusnya, saya hitung sampai tiga kali dan ternyata nilainya tetap sama. Mau
komplain juga nggak munkin karena saya sudah diluar loket penukaran, kondisi
juga terburu-buru sehingga saya tidak juga awas atas masalah ini, rasa letih
semakin letih karena masalah uang ini.
Sambil istirahat, sambil menghitung
uang, mengingat2 pengeluaran yang harus saya keluarkan, bayangan selisih uang
yang sangat besar yang “hilang”, dan macam-macam fikiran berkecamuk. Saya
paksakan juga melangkah, bagaimanapun juga perjalanan baru akan dimulai, jangan
dirusak oleh keadaan ini, harus disadari setiap keadaan ini bisa terjadi kepada
setiap traveller, bahkan ada yang lebih buruk, namun perjalanan tetap harus
dinikmati, begitu bathin-ku saling berkomunikasi saat itu.
Segera saya menuju taksi yang ada
diparkiran bandara, saya menanyakan berapa harga taksi ke hotel, sambil
menunjukan peta lokasi hotel di tengah kota, si sopir menyebutkan angka 700.000
riyal sambil menunjuk ke papan informasi yang menjelaskan tarif resmi taksi
bandara ke beberapa tujuan, karena tarifnya resmi dan memang tidak ada pilihan
lain selain taksi, akhirnya saya setuju dan bapak sopir yang ramah mengantar
saya ke lokasi hotel saya di Seven Hostel Tehran dengan tarif 15 USD per malam
untuk kamar type dormitory.
Sampai di hostel masih terlalu pagi
untuk check in, dan saya masih belum bisa masuk ke kamar, saya terpaksa ke
dapur dulu untuk sarapan sambil melepas istirahat dan rasa letih. Setelah selesai
saya turun kembali ke lobby untuk menanyakan kamar, namun petugasnya berbeda
dan saya mengkonfirmasi ulang permintaan saya, namun petugasnya masih belum
membolehkan dengan alasan kamarnya masih penuh. Tetapi karena saya ingin sekali
bersih-bersih setelah seharian tidak mandi dan gosok gigi, saya meminta untuk
bisa mandi dan bersih2, akhirnya petugas membolehkan menggunakan kamar mandi dan
dikasih pinjam handuk, namun tetap tidak boleh menggunakan tempat tidur,
huffttttt.
Kamar dormitory di hostel ini, satu
kamar isi 4 bed, dengan modek bunk bed, kamar mandi ada di dalam tiap kamar,
bukan model hostel2 lain yang sempat saya menginap dimana kamar mandi bersama
berada di luar kamar sehingga tamu yang menginap bisa bebas menggunakan kamar
mandi mana saja.
Setelah segar dan bersih setelah
mandi, perasaan sedikit lebih tenang, fikiran lebih enak, dan saya berfikir
saatnya memulai perjalanan, namun fikiran kesedihan akan kesalahan hitung uang
masih membayangi, ahhh sudahlah, saya paksakan untuk enjoy.
Lokasi hostel saya memang agak
nanggung, nggak terlalu dekat dan nggak terlalu jauh dari beberapa lokasi
tujuan wisata, namun karena di Tehran agak susah menemukan penginapan yang
murah dan kalaupun ada lokasinya tidak lebih baik dari Seven Hostel.
Sekedar informasi, para traveler
dari luar negeri agak kesulitan untuk menemukan lokasi penginapan di setiap
kota di Iran, karena munkin karena efek dari embargo barat sehingga akses
informasi agak terbatas, tidak akan kita temukan lokasi penginapan di setiap
aplikasi atau website hotel informasi tentang penginapan macam traveloka,
agoda, booking.com dan semacamnya jika kita ingin mencari hotel di Iran, untuk
dapat mengetahui akses hotel, mereka membuat semacam group hotel, salahsatunya
seven hostel group, atau kita menemukan sendiri penginapan di Iran melalui
website masing-masing hotel dengan informasi yang juga kurang terlalu
informatif.
Destinasi pertama saya ke Goestan
Palace, tentang cerita bagaimana sejarah Goestan Palace tidak banyak yang bisa
saya ceritakan, namun saya bisa melihat betapa indah arsitektur eskterior dan
interior dalam bangunan Istana ini, untuk dapat menikmati tiap ruangan yang ada
didalam istana ini, setiap pengunjung dikenakan biaya berbeda, dan juga
dibedakan tiket masuk bagi warga lokal dan turis luar negeri, aneh juga sih,
bahkan kalau jika kita beli semua tiket masuk tiap ruangan untuk dapat melihat
semua yang ada di dalam istana, jatuhnya cukup mahal, dan akhirnya saya
putuskan hanya membeli tiket masuk dan tiket masuk ruang utama di dalam,
selebihnya saya tidak ingin masuk.
Sepanjang jalan dari hotel ke
Golestan Palace, saya menikmati bersihnya pedestrian yang diciptakan buat
pejalan kaki, aman dan nyaman, sehingga kaki melangkah juga tidak terlalu
capek, namun karena hari ini hari pertama tiba, ber-jam2 terbang dan perbedaan
waktu yang sangat jauh, kurangnya istirahat membuat tubuh saya benar2 letih,
saat berada di dalam istana, hampir saja saya terjatuh karena saya memaksakan
diri untuk tetap berjalan, dan akhirnya saya nggak kuat juga, begitu keluar
dari bangunan istana segera saya mencari bangku2 dan segera saya tertidur pulas
di bangku tersebut tanpa menyadari dengan keadaan sekitar, tubuh saya benar2
letih, mungkin ada sekitar 30 menit-an saya tertidur di bangku tersebut.
Setelah badan dirasa cukup segar,
saya segera kembali ke penginapan untuk benar-benar istirahat, akhirnya kamar
sudah tersedia dan segera saya meneruskan tidur pulas sampai sore, letih
sangat.
Terbangun dari tidur, saya lihat
jam dan ternyata sudah malam, menyadari bahwa sebentar lagi saya harus bergegas
ke stasiun bis untuk melanjutkan perjalanan malam ke kota berikutnya, sambil
mengembalikan kondisi tubuh, kembali saya teringat akan “kesalahan” menghitung
jumlah uang saat penukaran, saya masih penasaran apakah hitungan saya yang
salah atau memang petugasnya yang benar-benar tidak memberikan jumlah uang yang
sebenarnya, saya hitung lembar demi lembar, saya perhatikan nilai nominal tiap
mata uang Riyal Iran, mata saya tertumbuk pada dua lembar uang kertas yang
ketika saya perhatikan sekali lagi saya sedikit tidak percaya, apakah benar
angka yang saya lihat atau ini masih karena terbawa suasana ngantuk, saya
perhatikan lagi dan ternyata angkanya benar, uang yang selama ini saya anggap
nilainya hanya 100 Riyal Iran, ternyata bernilai 1.000.000 Riyal Iran.
Karena semua tulisan dalam uang
kertas tersebut benar-benar dalam aksara Persia, yang terlihat hanya angka 100,
saya tidak memperhatikan aksara Persia lainnya, dan ternyata diujung kiri atas
tertulis nilai 1.000.000,- ( lihat foto mata uang ).
Seketika itu juga energy saya
seperti terpompa naik 1000 kali lipat dari sebelumnya, saya yang tadinya sempat
berfikir negative dengan wanita petugas penukaran uang akhirnya menyadari
ternyata hanya karena saya kurang memperhatikan nilai sebenarnya dan karena
kondisi yang capek sehingga kurang fokus, puji syukur Alhamdulillah, dunia
seperti terbalik yang tadinya murung, lesu, letih, seketika menjadi ceria dan
ceriaaaaaaaaa ...........
Saya bersyukur dan dalam hati meminta
maaf kepada petugas wanita tadi karena sudah berfikir negative akibat kekurang
fokusan saya.
Karena waktunya sudah tidak lama
lagi, segera saya mandi dan membereskan semua tas dan koper, saya check out,
lalu berjalan kaki menuju Metro Station Tehran dengan tujuan Jo-Noob Bus
Terminal untuk mencari tiket dan melanjutkan perjalanan ke Kota Yazd. Semangat
saya kembali pulih dan siap menikmati perjalanan selama di Iran.
Sekedar informasi tentang Metro di
Tehran tidak jauh berbeda dengan Metro2 lain yang ada di beberapa kota di
negara-negara yang pernah saya kunjungi, jadi tidak ada sesuatu lebih yang bisa
saya informasikan.
Sesampai di Jo-Noob Terminal,
seperti biasanya sudah banyak calo-calo tiket yang silih berganti datang
menawarkan tiket, sebaiknya dihindari membeli dari mereka karena didalam
terminal sudah banyak loket tiket bus dengan berbagai tujuan dengan harga
resmi. Saya membeli tiket bus malam ke Yazd, keberangkatan jam 11 malam, durasi
perjalanan sekitar 8 jam, dengan harga 300.000 Riyal Iran.
Selama perjalanan bus akan berhenti
di beberapa tempat semacam rest area. Saat berada di dalam bus, setiap
penumpang akan diberikan snack box dan minuman, sama seperti pelayanan bus saat
saya di Turki, namun di Iran ini pelayanannya lebih sederhana dan simple, sncak
box sudah disiapkan dan siap dibagikan.
Sampai bertemu lagi di Kota Yazd.
Komentar
Posting Komentar