Jelajah Iran - Shiraz City
Pagi sekali saya sudah sampai di
Terminal Bus Karandish, ketika baru saja turun dari bus, para supir taxi sudah
berdatangan menjemput calon penumpang, ada seorang anak muda yang menawarkan
jasa mengantar saya ke tempat penginapan saya di Niayesh Boutique Hotel,
setelah tercapai kesepakatan harga, saya
bilang ke anak muda itu hendak mencari tiket bus ke Tehran untuk besok harinya,
si sopir membantu saya mencarikan tiket untuk ke Tehran, namun karena
keterbatasan bahasa dan kekurangmengertian petugas akhirnya saya tidak berhasil
mendapatkan tiket bus saat itu, lalu saya segera minta diantar ke hotel.
Dia bilang mobilnya diparkir agak
diluar lokasi terminal, saya ikuti dan ketika saya sampai di mobilnya saya agak
kaget karena rupanya dia bukan sopir taksi melainkan orang yang mencari uang
dengan kesempatan mencari penumpang yang baru turun dari bus, di dalam mobilnya
rupanya sudah ada ibunya duduk santai, saya jadi berfikir macam2 saja, tapi
Alhamdulillah saya diantarkan ke penginapan yang saya maksud.
Setelah selesai check in, si
sopir bilang ke petugas hotel katanya dia minta bayaran jasa atas bantuan dia
mencarikan saya tiket tadi pagi di terminal, minta uang jasanya juga nggak
kira2 sebesar setengah harga kamar yang saya booking di hotel tersebut, jelas
saja saya dengan tegas menolak untuk memberikan uang jasa ke dia, dia bilang
sudah mau menolong saya mebantu mencarikan tiket, tetapi karena dia juga tidak
berhasil mendapatkan tiket bis saya, saya tetap dengan pendirian saya untuk
tidak aka memberikan uang jasa yang dia minta sampai dia pergi sendiri. Pagi2
sudah merusak mood baik saya saja.
Lalu kemudian saya diantar staff
hotel ke kamar yang saya pesan, kamar type dormitory dengan harga 10 USD per
malam, rupanya hotel ini seperti komplek bangunan traditional Iran yang penuh
dengan jalan berliku, ruangan-ruangan tersembunyi dan model kamar-kamar yang
unik, saya seperti diajak berkeliling melewati beragai ruangan di dalam hotel
tersebut, sempat juga staff hotel menawarkan jasanya untuk mengantar saya pergi
ke lokasi sejarah Persepolis, namun harganya masih kemahalan menurut saya.
Setelah berisitirahat sebentar di
kamar, bersih2 dan sarapan, saya bersiap memulai perjalanan saya di Kota
Shiraz, sebelumnya saya memesan paket tour ke Persepolis dan Necrapolis yang
jika dibandingkan dengan tawaran staff hotel tadi dan mencoba berjalan sendiri,
dirasa lebih efisien dan efektif menggunakan paket tour, salah satu yang saya
khawatirkan ikut tour adalah ketidaknyaman karena saya seorang solo traveler
dan biasanya turis yang mengambil paket tour adalah orang tua atau mereka yang
berpasangan atau rombongan, oke lah saya lihat situasinya nanti, bathin saya
saat itu.
Lokasi pertama yang saya kunjungi
adalah Pink Mosque atau Nasir Al-Mulk Mosque, kenapa disebut Pink Mosque,
karena di foto yang beredar, ornamen mesjid itu didominasi oleh mosaik kaca
warna warni cerah seperti yang sudah saya lihat di Dolat Abad Garden di Yazd,
namun di Pink Mosque ini mozaik kacanya lebih besar dan poisis kacanya itu
persis menghadap matahari terbit sehingga pantulan sinar matahari yang menembus
kaca menghasilkan cahaya kemerahan di dalam ruangan mesjid, sehingga memberi
kesan bahwa mesjid tersebut berwarna pink, begitu penjelasannya.
Tiket masuk ke Pink Mosque
sebesar 75.000 riyal, lagi2 berbayar karena masjid ini sudah beralih fungsi
dari masjid menjadi museum, sudah tidak digunakan lagi sebagai tempat ibadah
resmi meskipun orang yang hendak shalat disana masih tetap diperbolehkan.
Sayangnya karena saya tiba disana sekitar jam 10 pagi, saya sudah ketinggalan
moment berharga dimana matahari pagi masih memantulkan sinarnya secara penuh ke
arah kaca masjid yang memberi warna pink yang full ke dalam masjid, jam 10 pagi
matahari sudah makin naik dan pantulan cahaya sudah semakin berkurang, namun
ketika saya masuk ke dalamnya suasana pink masih tetap terlihat dan turis masih
ramai didalamnya menikmati keindahan tersebut.
Setelah puas di Pink Mosque, saya
ke tempat lainnya yaitu Shahcheragh Holy Shrine, tempat ini merupakan tempat
dimakamkannya Ulama besar yang sangat dihormati, rata-rata yang masuk ke
dalamnya adalah warga lokal yang hendak berziarah, kalau turis yang masuk harus
dengan pendampingan agar tidak mengganggu ibadah dan ziarah mereka yang datang,
karena difikir agak ribet, saya urungkan masuk ke dalam dan saya nikmati bazzar
atau pasar yang ada disekitar Shrine atau Temple yang ramai menjual aneka
barang dagangan.
Diseberang Shrine kita akan
temukan Vakil Bazzar, yaitu sebuah pasar seperti Grand Bazzar yang ada di
Istanbul Turki, yang bentuk dan lorong-lorong di dalamnya hampir sama persis
dengan yang ada di Grand Bazzar Istanbul, lorong yang panjang, luas dan lebar,
kita munkin akan seperti berputar di dalamnya jika kita tidak awas dengan
situasi pasar yang bentuknya satu sama lain, saya nikmati hari itu berkeliling
pasar. Di dalam lingkungan bazzar ini juga saya mengunjungi Vakil Mosque.
Siangnya saya balik ke hotel
untuk istirahat lalu sorenya saya kembali jalan2 menikmati pedestrian kota yang
nyaman untuk berjalan kaki.
cara membuat roti yang dipanggang diatas pasir panas.
Besok paginya saya bersiap
mengikuti tour ke Persepolis dan Necrapolis yang sudah saya beli sehari
sebelumnya, harga paket tournya sebesar 22 USD atau sekitar Rp. 295.000, lebih
murah daripada tawaran staff hotel seharga 700.000 riyal atau seharga Rp.
315.000.-, sementara ketika saya coba mengikuti jalur seorang traveler yang
mencoba jalan sendiri, setelah dihitung juga tetap lebih baik mengambil paket
tour ini.
Saat sarapan sebelum berangkat,
saya berjumpa dengan tarveler dari Indonesia, tepatnya dari Medan dan rupanya
dia mengambil paket tour yang sama dengan saya, Alhamdulillah akhirnya saya
nggak sendirian juga ikut tour ini, saya jadi lebih semangat, selanjutnya kami
dikumpulkan dan ternyata diluar dugaan saya, peserta tour ini juga ada beberapa
yang sendirian dan rata-rata anak muda, kami jadi saling berkenalan dan
menikmati tour bersama.
Lokasi pertama kami peserta tour
adalah ke bekas Situs Sejarah Kerajaan Persia yang dulu pernah jaya di masanya,
yang kita temukan dan lihat saat ini adalah bekas reruntuhan dan sisa bangunan
yang masih utuh yang beberapa diantaranya masih terlihat dengan jelas ornamen
yang bercerita, salah satu keuntungan mengikuti tour adalah kita akan
mendapatkan informasi lebih tentang sejarah dari obyek yang sedang dikunjungi.
Gerbang Persepolis
Selesai mengikuti tour, kami
masing2 peserta diberi kesempatan untuk menikmati suasana lokasi untuk
mengambil foto dan lain2nya, saat saya sedang menikmati pemandangan, seorang
anak kecil menyapa saya menanyakan apakah saya peserta tour atau bukan,
selanjutnya percakapan berkambang seperti biasa menanyakan darimana dan
bagaimana kesan saya akan lokasi situs Persepolis dan sebagainya, anak kecil
ini mengenalkan namanya Ali Rezha, dia masih berumur 13 tahun dan bahasa
inggrisnya sangat baik sekali, Ali menjelaskan bahwa dia seorang freelance tour
guide, sasarannya adalah turis yang datang sendiri tanpa tour dan dia bersedia
menjadi pendamping untuk menjelaskan semua lokasi sejarah di situs Persepolis
ini, tanpa meminta fee katanya, karena ini adalah salahsatu aktivitas mengisi
hari libur dan sebagai proses belajar dia untuk dapat berkomunikasi dengan
turis dari luar negeri, keren banget ni anak, umur segitu tapi sudah punya
keinginan yang sangat baik sekali.
Dari Persepolis, perjalanan
dilanjutkan ke Necrapolis atau disebut juga dengan Naqhs-e Rustam, disini
katanya merupakan lokasi pemakaman raja-raja Persia, namun detailnya saya tidak
begitu mengikuti, saya nikmati suasana sekitar, lokasi ini berupa bukit batu
nan tandus dimana dinding batu dilubangi dan didalamnya dibangun semacam istana
tempat raja-raja dimakamkan di dalamnya, seperti yang ada di Petra, Yordania, entah
apakah dimakamakan dengan diletakan begitu saja atau bagaimana, karena posisinya
diatas bukit dan tinggi sekali, kadang membayangkan bagaimana proses
pembuatannya dan bagaimana membawa jenazah dan segala pernak perniknya jika
melihat posisi makam yang diatas bukit, jadi membandingkan dengan model
pemakaman serupa di Tanah Toraja.
Jenasah diletakan di dalam bangunan ini sebelum dimasukan ke dalam gunung, entah bagaimana caranya.
Perjalanan tour berakhir, kami
diturunkan kembali di hotel, selesai dari sini, saya dan teman baru dari Medan,
namanya Rendy, dia juga seorang solo traveler seperti saya lunch di restoran
hotel, setelah itu istirahat sebentar dan sepakat melanjutkan perjalanan
keliling di sekitar Vakil Bazzar yang ramai.
Sorenya saya kembali menikmati
suasana pasar raya yang ramai sekali, penempatan jenis jualan yang dijajakan
dipisahkan masing-masing sesuai peruntukannya, misal di sisi utara tempat orang
berjualan karpet Iran yang terkenal indah, sebelahnya lukisan lalu
kerajinan-kerajinan, seterusnya pakaian, bumbu2 dan sebagainya tersusun rapi,
rasanya nggak bosan menikmati suasana di dalam pasar yang meski ramai namun
tidak sumpek karena bangunan atapnya tinggi serta sistem ventilasi udaranya
yang baik, padahal bangunan bazzar ini juga berusia ratusan tahun. Selain itu
juga akhirnya sempat saya kunjungi juga Masjid Vakil yang tadinya tidak ingin
saya kunjungi karena berbayar dan interiornya kurang lebih sama, namun karena
kelihaian temen saya merayu petugasnya, akhirnya kami hanya cukup membayar satu
tiket untuk dua orang. Yessss.......
Sekitar jam 8 sore saya sudah
harus segera menuju ke terminal bus kembali untuk melanjutkan perjalanan
kembali ke Kota Tehran dengan bus malam dan diperkirakan tiba di Tehran
keesokan paginya.
Dalam perjalanan bus malam, saya
bersebelahan dengan dua kakak beradik yang meskipun tidak bisa berbahasa
inggris tapi berusaha mengajak saya berkomunikasi, meski dengan beberapa bahasa
isyarat dan bantuan google translate, so far setidaknya ada beberapa komunikasi
yang berhasil.
Sampai berjumpa kembali di Kota
Tehran......
BalasHapusThanks for your marvelous posting! I definitely enjoyed reading it, you can be a great author. I will remember to bookmark your blog and will often come back later in life. I want to encourage you to continue your great work, have a nice afternoon! yahoo sign in
thank you for the appreciation, my appologize to late respon your message, i dont know if my blog can be read to other with different language with me, i am still learning to be a good writer, i hope you enjoy with my blog, thank you ... :-)
Hapus