... Sambungan Toraja (1)
Untuk bisa masuk ke Ke’te Kesu,
setiap pengunjung dipungut bayaran Rp 10.000.-, dan kita bisa menikmati
keindahan rumah Tongkonan.
Masuk lebih ke dalam lagi, tepatnya
di belakang kompleks Tongkonan tersebut, terdapat lokasi kuburan yang unik,
yang hanya bisa ditemui di Toraja, dimana semua jenazah tidak dikubur dalam
tanah, namun disimpan dalam peti2 yang kemudian diletakan begitu saja di bukit
yang terdapat dilokasi tersebut.
Foto-foto kuburan para bangsawan, patung
di tiap makam merupakan replika jenazah semasa hidupnya
Disana kita bisa melihat tumpukan
tulang belulang manusia, tengkorak dengan aneka bentuknya, yang sudah tidak
beraturan lagi susunannya dan sudah bercampur jadi satu beberapa jenazah yang
tersimpan disana.
Kumpulan replika patung dari
kumpulan tulang belulang mereka
Menurut kepercayaan, dalam satu
peti jenazah bisa disimpan lebih dari satu orang, untuk memudahkan keluarga
ketika hendak berziarah, dan posisi menentukan prestise, semakin tinggi letak
penempatan peti jenazah, semakin tinggi pula kedudukan almarhum/almarhumah
semasa hidupnya, jadi para bangsawan dan keturunannya, ketika mereka meninggal
dunia, jenazahnya akan disimpan di atas bukit yang lebih tinggi daripada
jenazah penduduk biasa.
Foto-foto berikut ini bisa
menjelaskan bagaimana situasi pemakaman disana, silahkan dibayangkan sendiri.
Setelah puas menikmati suasana Ke’te
Kesu, sempatkan membeli souvenir buat oleh2, entah berupa pajangan ukiran,
miniatur tongkonan, tenun khas toraja, kaos2 toraja dan sebagainya, harganya
lebih murah daripada kita membeli di pusat kota, jaminan deh, kalau emang
pengen, lebih baik beli disitu.
Selanjutnya, kami melanjutkan
perjalanan kembali ke arah Makale, dengan melewati jalan yang sama, sesampai di
pertigaan patung kerbau, kita belok ke kiri ke arah Makale menuju Londa,
pemakaman yang ada di dalam gua.
Perhatikan petunjuk jalan ke Londa,
sesampai disana, kita dipungut bayaran lagi Rp 10.000.- dan kemudian, kita
ditawari oleh para guide yang ada, untuk memandu kita memasuki pemakaman yang
ada di gua, bayar sesuai kesepakatan dan tidak usah khawatir, tarif jasa
pemanduannya sangat bersahabat.
Sebelum memasuki gua, kita akan
menjumpai bentukan gua yang sedemikian rupa membentuk seperti serambi, dimana
di situ kita akan melihat kembali tumpukan-tumpukan peti jenazah, baik yang
sudah rusak maupun yang masih baru.
Sama dengan yang ada di Ke’te Kesu,
penempatan peti jenazah juga mengikuti aturan, para bangsawan ditempatkan lebih
tinggi daripada warga biasa, semakin tinggi letak peti jenazah, semakin tinggi
pula kedudukan status sosial almarhum semasa hidup.
Namun ada penjelasan tambahan juga
dari pemandu, kenapa peti2 jenazah tersebut diletakan tinggi dan bahkan ada
yang menggantung diatas, menurut penjelasannya penempatan jenazah yang
diletakan sangat tinggi dan atau menggantung itu untuk menghindari dari gangguan
hewan yang suka merusak, begitu kira2 penjelasannya.
Di sebelahnya terdapat kumpulan
patung2 orang yang sudah meninggal yang disusun rapi, siapakah mereka? Menurut
penjelasan dari pemandu, patung2 tersebut merupakan profile dari jenazah
kelompok bangsawan, namun tidak semua bangsawan bisa membuat patung dan
menyimpannya disana.
Satu patung itu dihargai dengan 24
ekor kerbau Toraja dan ratusan ekor babi, bisa di bayangkan berapa ratusan juta
bahkan milyaran rupiah yang dikeluarkan untuk bisa menempatkan patung tersebut
disana, sungguh mereka yang tampil disana adalah bangsawan yang super kaya
raya.
Tetapi itulah harga yang harus
dibayar untuk dapat mengikuti proses adat secara keseluruhan, kita harus
menghargai dan menghormati adat istiadat tiap daerah yang berbeda-beda.
Disebelah ruang patung-patung
tersebut, terdapat “pintu” masuk ke dalam gua, yang ditandai dengan sekumpulan
tengkorak kepala manusia yang ditempatkan begitu saja di mulut “pintu”.
Pintu masuk Gua
Suasana di dalam gua memang gelap
gulita, sangat kondusif untuk menyimpan jenazah, dingin, namun tidak lembab dan
tidak ada bau bangkai sedikitpun, itulah sebabnya kita perlu pemandu yang
membantu kita, dengan bantuan penerangan lampu petromax, mengetahui isi lebih
dalam gua dan agar kita tidak tersesat atau terjatuh ke dasar gua yang lebih
dalam, gak lucu kan kalo tiba2 kita terperosok jatuh ke dalam lubang gua dan
tidak ada orang yang menolong kecuali ditemani kumpulan tengkorak manusia yang
sudah berserakan.
Pada saat di dalam gua, pemandu
akan menunjukkan lokasi penempatan peti jenazah, menjelaskan jika peti jenazah
tersebut dikumpulkan secara berkelompok, karena mereka dalam satu keluarga
sehingga memudahkan keluarga ketika berziarah.
Ada juga sepasang tengkorak yang
ternyata sepasang sejoli yang menurut penjelasan adalah sepasang sejoli yang
bunuh diri bersama karena kisah percintaan mereka ditentang oleh pihak keluarga
karena mereka masih dalam satu jalur kekerabatan. Menurut penjelasan si
pemandu, peristiwa tersebut terjadi sekitar tahun 1970-an.
Dua kepala tengkorak di bawah
merupakan tengkorak dua sejoli tersebut.
Ada juga beberapa nampak peti
jenazah yang baru, menurut penjelasan itu memang jenazah yang belum lama
disimpan disana, yang katanya baru saja meninggal sekitar 4 bulan yang lalu.
Atau ada peti jenazah yang sudah
rusak, yang atasnya sudah terbuka, namun masih ada mummy di dalamnya, yang
nampak hanya tengkorak kepalanya lengkap dengan tutup kepalanya, seluruh
badannya penuh dengan uang logam dan ratusan batang rokok.
Disana juga nampak ratusan batang
rokok berserakan, bercampur dengan tumpukan tengkorak, tulang belulang yang
tergeletak begitu saja, ada susunan botol minuman air mineral dan makanan,
menurut pemandu, itu adalah semacam sesajen yang sengaja diletakkan disitu.
Pemandu juga menjelaskan bahwa
ketika orang tersebut dimasukkan ke dalam peti, ikut juga semua barang
kesayangan si orang tersebut semasa hidupnya, nampak juga dalam satu peti
terdapat tumpukan pakaian, atau beberapa benda kesayangan si jenazah.
Pemandu sekali lagi menjelaskan
bahwa untuk melihat kapan orang tersebut meninggal, dengan melihat warna
tengkorak tersebut, katanya semakin putih tengkoraknya, semakin lama pemilik
tengkorak tersebut meninggal dunia.
Diingatkan kepada seluruh
pengunjung, jangan pernah coba-coba untuk mencuri tengkorak atau bagian tubuh
manapun dari jenazah yang tersimpan disana, karena jika ketahuan, akan terkena
sanksi pidana dan sanksi adat, itulah mengapa disana dipasang cctv pengawas.
Diceritakan oleh pemandu, bahwa
pernah suatu kali ada seseorang yang mencuri salah satu tengkorak yang ada
disana, efek dari pencurian tersebut langsung terjadi, si pencuri tersebut
membawa tengkorang tersebut ke pulau jawa, sesampai disana orang tersebut tidak
bisa berbicara samasekali kecuali berbahasa daerah toraja, padahal orang tersebut
bukan asli toraja, akhirnya orang tersebut kembali ke toraja untuk
mengembalikan tengkorak yang dicurinya dan meminta maaf, namun tidak dengan
mudah saja dikembalikan, melainkan terkena hukum adat berupa harus memotong
satu ekor sapi toraja. Bayangkan berapa puluh atau ratus juta yang harus
dikeluarkan agar bisa terbebas dari hukum adat tersebut.
Bersambung ke Toraja (3) ...
Komentar
Posting Komentar