Kelayapan di Vietnam
Hari ke-4, Minggu,
10 Juni 2012, jam 6.30 pagi terbang ke No Bai airport, Ha Noi sampai sana jam 9 pagi,
dengan Airasia seharga 2.050 bath atau seharga Rp. 600.000.-, dari airport
lanjut perjalanan ke hotel di daerah old quarter, di Ha Noi Little Hostel, dengan
tarif per malam Rp. 50.000 selama 3 hari untuk jenis kamar dormitory, isi kamar
ada 6 bed., tarif taxi dari airport ke hostel sekitar 18 USD. Sampai hostel
sekitar jam 12-an.
Gw mau cerita ttg pengalaman perjalanan
gw dari airport sampai ke Hostel, sangat mencekam dan mendebarkan, gak ada
informasi yang baik yg gw dapet saat browsing di internet, informasi yang gw
dapet malah kebanyakan cerita untuk berhati-hati saat di airport No Bai, jadi
ketika selesai urusan imigrasi, gw langsung ke tempat semacam Tourist
Information, di sana gw menemui seorang cewek dan gw bertanya tentang
transportasi ke Old Quarter Ha Noi, cewek itu menyarankan untuk menggunakan
Taxi yang dia rekomendasiin dengan tariff USD 20, nah krn berdasarkan informati
harus hati2 dan banyak penipuan, gw skip aja rekomendasi taxi dia, dan ketika
gw pamitan keluar gedung, dia bilang untuk ber-hati2, nah ketika tiba di lobby
kedatangan, itu banyak banget calo taxi yang nawarin macam2 harga, dan sesuai
rekomendasi taxi yg gw baca di internet, gw lupa namanya, gw ambil taxi
tersebut dan dengan harga yang lebih murah dari yang tadi cewek rekomndasiin.
Selama perjalanan itu supir taxi diem aja, anak muda, munkin krn gak bisa
ngomong bahasa inggris juga kali yah, dan akhirnya sampailah gw ke kawasan Old
Quarter, kawasan kota tua Ha Noi, namun yg gw kaget gue diturunkan bukan di
hotel yang gw maksud, tapi di sebuah hotel baru yang gw lupa namanya, disana gw
langsung disambut dengan “keramahan” yang menurut gw gak biasa gw terima ketika
gw mau check in ke sebuah hotel budget, gw langsung di antarkan ke kamar hotel
yang klo gw perhatiin sebuah hotel baru, suasana masih sepi, dan sepertinya
memang belum ada tamu yang menginap, setelah selesai menyimpan tas gw d kamar
yang ditunujukkan, gw d ajak ke bagian lobby, disana sudah menunggu cowok resepsionis
dng sekali lagi “keramahan” mereka, menawarkan minum dan sebagainya, gak lama
setelah basa basi, ditanya mau berapa lama di Ha Noi, mau ngapaian, mau kemana
aja, terus dari Ha Noi mau kemana bla bla bla, sampailah pada rencana mereka,
jadi mereka menawarkan paket Mekong Tour, dimana gw d tawarkan semua destinasi
yg gw udah rencanain dan dilalah gak terlalu beda dngn paket tour mereka, namun
karena gw sudah terikat dengan jadwal gw yg ketat dan melihat situasi yang
tidak kondusif, gw tetap harus ber-hati2 bersikap, takut2 gw d apa2in di
kampong orang, apalagi ini perjalanan pertama ke Vietnam dan seorang diri, lama
mereka “menahan” gw dan mereka terus menekan gw untuk mau mengambil paket tersebut,
dalam hati gw terus ber-dzikir, dengan mengucap Bismillah, gw tegaskan gw tidak
akan mengambil paket tour tersebut, karena gw yakin gw tidak akan mendapatkan
kenyamanan perjalanan seperti yang mereka tawarkan dan itu juga benar2 di luar
jadwal dan budget yang sudah gw rencanakan dari awal, gw hanya bilang kalo dana
gw gak cukup utk ikut tour mereka. Gak lama setelah gw tegaskan untuk tidak mau
mengikuti keinginan dia, seketika itu juga mereka berubah sikap ke gw, yang
tadinya ramah kini malah berbalik memasang muka asem dan menyebalkan, terus gw
langsung protest minta d anterin ke lokasi hotel yang sudah gw booking, namun
mereka diam dan hanya memberikan peta petunjuk dimana lokasi hotel gw
sebenernya. Gw bener2 kesal sekali, gw gak mungkin protes dengan keras karena
gw juga harus menjaga keselamatan diri gw. Akhirnya gw berhasil keluar dari
hotel tersebut, dan dengan diantar ojek motor, dng berdasarkan peta yang mereka
berikan dan menyebutkan hostel yg gw booking, Alhamdulillah gw dianterin ke
Hostel yang dimaksud dan ternyata berlokasi tidak jauh dari lokasi hotel horror
tadi. Gw bersyukur Alhamdulillah berhasil selamat dari jebakan mematikan.
Gw mulai merasakan keanehan ketika gw
d turunkan di hotel yang bukan hotel yang gw pesan, terus yg bikin gw heran
sampe sekarang, kenapa bukti bookingan hostel gw ada di tangan mereka sehingga
mereka dengan mudah menyebutkan nama gw seolah gw sudah pernah ke tempat itu
sebelumnya, gw jadi bertanya-tanya, siapa oknum yang bermain disini, apakah
pihak hostel yang menerima bookingan gw yang menyerahkan daftar nama tsb, namun
kalau bukan mereka, lalu kenapa bisa ada ditangan mereka sejak dari gw di
airport, entahlah, sampe skrg gw belum nemu jawabannya, yang penting gw
bersyukur sudah berhasil lolos.
Setelah proses check in selesai, gw istirahat
sebentar, jam 2 baru gw mulai perjalanan trip keliling kawasan Old Quarter,
sebuah kawasan kota tua yang masih sangat terjaga keasliannya, mereka masih
menjaga tata letak/tata ruang kota tersebut sesuai peruntukannya, seperti misalnya
untuk nama jalan A khusus toko sepatu, maka sepanjang jalan A tersebut hanya
diperuntukan untuk tok sepatu saja, begitu juga misal jalan B khusus untuk toko
kelontong, maka sepanjang jalan B tsb hanya khusus toko kelontong, begitu
seterusnya, sangat unik. Selain itu gw juga mengunjungi Ho Chi Minh museum, Ho
Chi Minh Mausoleum, Ho Chi Minh ini adalah nama Bapak Bangsa Vietnam, karena
beliaulah yang berjasa membawa Vietnam menjadi lebih baik seperti sekarang,
untuk menghormatinya maka jenazah Ho Chi Minh diawetkan dan disimpan dalam
Mausoleum, untuk mengunjungi mausoleum tersebut, pengunjung harus antri dari
pagi sekali, karena memang tidak dibuka penuh setiap hari, padahal di dalam pun
hanya bisa berjalan lambat sambil melihat jenazah Ho Chi Minh tanpa sempat
berhenti, alhasil gegara masalah yang gw certain diatas, gw gagal memasuki
ruang dalam mausoleum tersebut, jadi cukup berfoto di depannya saja atas
bantuan tukang ojek dan tripod yang selalu gw bawa setiap kali gw trip. Selain
itu gw ke Ho Chi Minh residential, tempat tinggal Ho Chi Minh saat masih
berdinas, lalu ke One Pillar Pagoda, bangunan temple yang berdiri diatas satu
tiang yang ada di tengah kolam, yang berumur ratusan tahun dan masih tetap
terjaga sampai sekarang, lalu ke Temple of Literature (universitas pertama di
Ha Noi, sekitar tahun 1527-an berdirinya, dan skrg sudah menjadi museum), tiket
masuk ke Ho Chi Minh Museum sekitar 25.000 dong, masuk ke Ho Chi Minh Residential
25.000 dong. Tiket masuk ke temple 25.000 dong, Keliling daerah tersebut naik
ojek motor selama 2 jam-an dengan tariff sekitar 200.000 dong, 1 dong = Rp.
0.45.
Setelah puas berkeliling, balik ke
hostel utk istirahat, lalu lanjut dengan mengikuti petunjuk peta, jalan kaki
dari hostel sekitar 10 menit, sampailah di kawasan Hoa Kiem Lake, danau di
tengah kota Ha Noi yang asri, nyaman, pedestrian yang lebar, taman2 yang banyak
pohon rindang membuat teduh dan banyak bangku2 untuk sekedar duduk sambil
memandang ke arah danau, atau sekedar berkumpul bersama keluarga atau teman
dekat di bawah pohon yang rindang, banyak orang melakukan aneka aktifitas di
sana, ada yg sekedar duduk2 karena sangat nyaman dan teduh, olah raga, makan2
dan lain-lain. Banyak aktifitas menarik di kawasan tersebut.
Disekeliling danau, terdapat beberapa
bangunan tua yang terawat dengan baik, beberapa ruang terbuka tempat banyak
orang melakukan aktivitas seperti senam bersama atau sekedar jogging dan
monumen2 kecil penanda suatu peristiwa.
Menjelang malam, suasana semakin
meriah, danau mulai berwarna warni dengan nyala lampu hias yg di setting
sedemikian rupa sehingga sangat menarik, di tengah danau ada Temple of Turtle
yang juga di sinari dengan lampu hias yang menarik.
Di seberang jalan danau, mulai jam 7
malam, setiap hari, ada sebagian jalan di tutup untuk digunakan sebagai night
street market, jalan sepanjang 1 Km diisi oleh aneka pedagang yang menjual
berbagai macam barang, sangat menarik dan menyenangkan berada di keramaian
tersebut, sangat meriah dan barang yang di jual cukup murah. Pasar malam
tersebut buka sampai tengah malam.
Hari ke-5, Senin,
11 Juni 2012, jam 8 pagi, di mulai perjalanan One Day Tour ke Ha Long Bay, harga One Day
tour Ha Long Bay sekitar 39 US dollar sudah termasuk tiket masuk, transport dan
makan serta guide tour tapi tidak termasuk tiket masuk ke gua seharga 80.000
vietnam dong. Perjalanan ke Ha Long Bay ditempuh selama 4 jam perjalanan darat
dari kota Ha Noi, diantara perjalanan kami sempat berhenti sebentar di toko
souvenir. Ha Long Bay merupakan gugusan batu kapur yang beraneka macam
bentuknya yang berada di teluk Ha Long, kita diajak keliling gugusan pulau
tersebut dengan menggunakan perahu kayu yang besar sekalian makan siang diatas
kapal, lalu ada saat dimana kita diturunkan dengan perahu kecil utk keliling ke
gugusan pulau yang lebih sempit lagi yang tidak bisa dijangkau dengan menggunakan
perahu besar, sangat menarik untuk dinikmati keindahannya, Ha Long bay
merupakan salah satu New7 Wonder bersama Komodo Island di Indonesia. Setelah
puas, kembali ke hotel, tiba di hotel sekitar jam 9.30 malam. Sebenernya ada
dua pilihan paket tour, One Day Tour atau Two Days Tour, namun karena
keterbatasan waktu dan biaya, gw Cuma ambil One Day Tour aja dan itupun sudah
cukup banyak utk bisa merasakan keindahan Ha Long Bay, enaknya paket tour gitu
emang jadi lebih efisien dan efektif, namun gak enaknya kalo ikut tour terus
sendirian, cengok sendiri, karena yang lain pasti dng rombongan atau teman trip
masing2, untung aja saat disana gw ketemu satu keluarga China Malaysia yang mau
ngajak gw gabung dengan mereka selama tour di Ha Long Bay hihihihihi.
Hari ke-6, Selasa,
12 Juni 2012, pagi, setelah breakfast, keliling Old Quarter dengan pesona ibukota
sebuah Negara namun masih terasa suasana desa yang sangat nyaman, menarik dan
menenangkan. Jam 11 siang siap ke airport untuk terbang ke Ho Chi Minh ( Saigon
), tiket taxi dari hostel ke airport seharga 15 USD, karena kebetulan kami
bertiga, ada dua turis dari Hawaii yang mau ke airport juga, jatuhnya per orang
sebesar 5 US Dollar.
Secara keseluruhan Kota Ha Noi,
Vietnam Utara masih terasa suasana China, itu melihat apa yg gw amati dan
rasakan, karena gw pernah ke China sebelumnya, suasana “dingin” kota karena
mungkin pengaruh komunis yang masih kuat dan suasana kota lama yang sangat
terjaga.
Selasa tanggal 12 juni sore jam 3,
sampai di airport Tanh So Nat, Kota Ho Chi Minh, selanjutnya gw sebut Saigon,
dari airport sesuai petunjuk yang gw dapet dari internet, naik bus no 152 dari
depan airport sampai di Ho Chi Minh bus terminal, perjalanan sekitar 20 menit
karena bus berjalan lambat, dari terminal naik ojek motor bayar 20.000 vnd,
ternyata deket banget dari terminal bus ke hotel, bisa jalan kaki sambil
menikmati pemandangan. Tiba di Sunny Hotel di De Tham Street, kamar per malam
seharga Rp. 50.000 untuk 3 malam. Setelah meletakkan barang lalu lanjut
melakukan orientasi wilayah, tempat2 yg ingin di tuju yang menjadi rujukan
wisata dalam kota Saigon, seperti ke Ho Chi Minh City Hall, War Remnant Museum,
Saigon Opera, Notredam Cathedral, Hard Rock café dan Ben Tanh Market sampai
sekitar jam 6 sore. Istirahat, keliling wilayah Pham Ngu Lao street, Bui Vien Street
dan De Tham street karena merupakan kawasan backpacker seperti di Khaosan Road Bangkok,
namun ini lebih meriah dan lebih besar. Semua dilakukan dengan berjalan kaki,
karena memang lokasi2 tersebut tidak terlalu jauh dan saling berdekatan.
Ho Chi Minh Notredam Chatedral dan ruangan bagian dalamnya
Hotel yang gw tempati di Saigon ini
kebetulan hotel baru, mereka juga masih promosi harga kamarnya, Alhamdulillah
gw pesen kamar type dormitory isi 4 bed selama 3 hari kamar mandi di dalam,
selama 3 hari itu gw berasa booking di satu kamar yang besar karena hanya gw
sendirian d kamar yang masih baru dan tidak ada tamu lain yg menginap dalam
dorm gw, jadi gw bisa puas pindah2 tempat tidur hihihi. Dan selama tiga hari
Cuma bayar Rp 150.000.- incl light breakfast, mantaffffff
Hari ke-7, Rabu,
13 Juni 2012, jam 8 pagi, siap berangkat ke Khu Chi Tunnel Half Day Tour seharga
126.000 dong, ke kawasan bekas pertahanan pejuang Vietnam mengalahkan tentara
amerika saat perang Vietnam, kita diajak keliling ke sebuah kawasan hutan
tempat bagaimana para Vietkong berperang secara bergerilya melawan tentara
Amerika, kita ditunjukkan lokasi lubang2 jebakan yang d buat, lubang2 tempat
masuk gua persembunyian gerilyawan vietkong sekalian diajak tour masuk ke dalam
lorong yang dibuat dan masih dipelihara sampai sekarang, sebenernya banyak
lorong2 yang dibuat, namun untuk kepentingan wsisata hanya beberapa lorong saja
yang dijaga, kita juga dikasih lihat contoh2 jebakan yang dibuat Vietkong,
lokasi bekas jatuhnya bom Amerika yang nggak sempet meledak dsb dsb. Kembali ke
hotel sekitar jam 4 sore, istirahat, lalu lanjut keliling Ben Thanh Market utk
belanja dan makan.
Saat tour Khu Chi Tunnel tersebut,
guide akan memberitahu bahwa diakhir tour nanti kita akan diajak menikmati
makanan khas vienam yang enak dan lezat dan tidak akan ditemui oleh para turis
bule di negaranya masing2, tau nggak apa makanan yang mereka sajikan? …..
singkong rebus pake gula merah parut plus teh manis ………………… sumpahhhhhhhhhh gw
fikir makanan khas traditional Vietnam, eh gak taunya cuma singkong rebus,
pulen sih tapi kan di Indonesia ngambrakkkkkkkk, wajar aja bule pada demen,
secara di kampungnya gak menikmati singkong rebus.
Benh Tanh Market ini bentuk
bangunannya kek Pasar Beringharjo Yogyakarta, isinya kios2 menjajakan aneka
macam barang, termasuk aneka macam souvenir, yang dibagi kedalam beberapa
kelompok barang sehingga penataannya menjadi teratur dan rapih.
Hari ke-8, Kamis,
14 Juni 2012, jam 8 pagi, ditemani temen local yang berbaik hati menemani, kembali
siap keliling Saigon, ke lokasi People Committee Park, tempat dimana terdapat
patung Ho Chi Minh sebagai icon kota Saigon berdiri, War Remnant Museum, tempat
dokumentasi kekejaman tentara AS terhadap rakyat Vietnam saat peperangan dulu,
kita ditunjukkan diorama, foto2, replikasi dan bukti2 kekejaman perang tentara
AS yang menebar bahan kimia berbahaya ke seluruh penjuru Vietnam yang
mengakibatkan penderitaan berupa kematian atau cacat permanen seumur hidup yang
terus turun temurun ke generasi Vietnam selanjutnya, tiket masuk seharga 15.000
vnd, Reunification Palace, tempat dimana terjadinya pendadatanganan kesepakatan
antara pihak2 yang bertikai di Vietnam sehingga Vietnam bersatu, tiket masuk seharga 30.000 vnd.
Keseluruhan tentang perjalanan selama
di Vietnam, suasana kota dan penataan bangunan itu mirip dengan suasana kota di
Indonesia, terutama kawasan kota2 kecil, itu mirip sekali dengan di Indonesia,
yang membedakan hanyalah kita akan melihat aksara yang berbeda dengan bahasa
Indonesia, dan itu yang menyadarkan bahwa kita tidak sedang di Indonesia,
wajah2 mereka, karena Indochina, jadi masih berasa nuansa orientalnya, sipit2.
Reunification
Palace dan salah ruangan tempat terjadinya kesepakatan perdamaian
test
BalasHapus