Gw udah beberapa
kali ke Malaysia, tapi keseringannya di KL dan sekitatrnya, terus sering baca
artikel tentang Penang, dari informasinya sih kota itu menarik banget, ada
temple terbesar di Asia Tenggara, ada Rumah Sakit yang menawarkan fasilitas dan
pelayanan yang sangat baik dengan biaya yang tidak terlalu mahal – ini menjadi
banyak alasan banyak orang Indonesia berobat di Penang - dan juga banyak lokasi
wisata kuliner untuk mencicipi aneka makanan khas disana dsb dsb. Gw suka cek
tiket kesana katanya suka ada yg murah, tapi beberapa kali gw cek, tetap mahal
menurut gue, dan akhirnya pada satu kali kesempatan gw berhasil dapet tiket
yang menurut gw wajar dan gue langsung aja beli tuh tiket n cusss deh ke
Penang.
Ini adalah
perjalanan kali kedua gue ke Penang. Perjalanan ke Penang kali kedua ini gue
ngajakin temen2 gue yang pada demen jalan, setelah gue komporin akhirnya mereka
pada minat, jadilah kami jalan ber-enam, tiga cowok, tiga cewek, kebetulan
tiketnya juga masih wajar, perjalanan kali ini juga gw ambil masa tiga hari aja,
menurut kalkulasi perjalanan, lokasi2 yang mau gue datengin, kek nya waktu
segitu udah cukup, perjalanan gue kurang lebih kek gini :
Hari ke-1, Sabtu, 22 Nopember 2014, penerbangan gue naik Airasia jam 16:45, sesuai jadwal, setelah urusan
imigrasi selesai, gw keluar airport menunggu bis keberangkatan ke tempat gue
menghinap di daerah Georgetown, lama menunggu, gw fikir busnya udah nggak ada
lagi, tapi gw agak tenang karena gw ternyata nggak sendirian, ada beberapa
penumpang yang juga menunggu bus yang sama. Setelah d tunggu, akhirnya bus
tersebut datang juga, sudah penuh ternyata, karena memang jalur bus tersebut
adalah lajur padat, berdasarkan pengalaman perjalanan gue sebelumnya, gue udah
antisipasi kalo gue bakal turun dekat dengan lokasi penginapan yang sama waktu
gue pertama menginap, pas sampe hujan turun dengan deras, untungnya hari belum
begitu malam, jadi masih terang dan masih banyak orang, gak lama kemudian sampe
deh kita di penginapan, check in, lalu cari makan malam di tempat kemarin waktu
gue makan, balik penginapan, istirahat.
Hari ke-2, Minggu, 23 Nopember 2014, pagi hari setelah sarapan, Alhamdulillah cuaca cerah banget, kami
langsung berngkat menuju lokasi pertama yaitu Kek Lok Sie Temple, yang katanya
merupakan Temple terbesar di Asia Tenggara, caranya naik bis dari deket
penginapan, perhatikan nomor bus yang jurusan ke Temple, nanti melewati KOMTAR,
singkatan dari Komplek Tun Abdul Razak, semacam terminal terpadu kek terminal
bis Pudu di KL, tapi lebih kecil, semua bus akan melewati atau berhenti disini,
jadi sesiapa yang bingung mau kemana, ke KOMTAR aja dulu, nanti darisana baru
Tanya petugas ke tujuan yang diinginkan. Jangan dibayangin kek terminal bis
yang ada di Indonesia, yang semrawut, kacau, kotor dan mudah kena tipu atau
kriminalitas, terminal ini bersih, nyaman dan informative, jadi kek nya orang
disana gak perlu khawatir jadi korban kriminalitas.
Gak lama
perjalanan sampailah kami di Temple, untuk ke Temple ini kita harus melewati
suatu jalan yng kiri kanannya banyak penjual souvenir, kek-nta Temple ini
selain buat ibadah juga menjadi obyek wisata di Penang, Kompleks Temple-nya
luas dan besar, tersusun bertahap dan yang paling atas ada patung DewiKwan Im
yang tinggi menjulang, gw gak sempet kesana, tapi gw bisa menikmati panorama
keindahan sekitar Temple dari salahsatu Pagoda yang juga tinggi menjulang dan
bisa dinaiki, lingkungan Temple bersih terawatt dan tetap harus menjaga
kesopanan karena ini sebenernya memang tempat ibadah.
Sebelum masuk ke
gerbang temple, kita melewati kolam yang isinya kura2 semua
Penampakan Kek
Lok Sie Temple dari atas Pagoda
Kelar urusan
disitu, kami lanjutkan ke Penang Hill, naik bis lagi dengan jalur yang sama,
menunggu di tempat tadi turun, namun ternyata hari ini penuh banget sama
rombongan orang2 yang juga mempunyai tujuan yang sama, karena bus-nya lama
datangnya dan yg nunggu banyak, akhirnya daripada nunggu lama, kami putuskan
jalan kaki aja, menurut peta nggak jauh, tapi ternyata lumayan jauh juga dan
jalannya agak mendaki, untungnya pada nggak bête, karena d tengah perjalanan
kami mampir dulu untuk santap siang dengan makanan khas dan harga yang murah
serta lezat. Istirahat sebentar, jalan kaki lagi, sampailah kami di Penang Hill.
Sesuai dengan namanya Penang Hill, ini merupakan bukit tertinggi di Penang,
untuk bisa menikmati keindahan Penang dari atas, kita naik Trem yang menanjak
curam dan panjang banget, seru sih menurut gue, ongkosnya 30 RM pulang pergi,
karena sebagian temen ada yg gak ikut, akhirnya gue berdua temen gue naik
keatas, sisanya pada nunggi di bawah. Saat tiba d atas ternyata ada semacam
ruang terbuka untuk beraktifitas, ada café buat nongkrong, ada tempat ibadah
dan ada seperti serambi untuk spot foto dengan latar belakang pemadangan
Georgetown dari kejauhan, di serambi tersebut dipasang semacam pagar dan banyak
banget gembok2 cinta pada nempel dan nampaknya memang sengaja disediakan untuk
itu, sebelum balik turun, kita juga melewati semacam jalanan dengan pemandangan
Penang dari ketinggian.
Trem mendaki ke
atas Penang Hills yang menanjak curam dan panjang
Ada gembok cinta
di Penang Hills
Pemandangan
Penang dari atas Penang Hills
Turun dari
Penang Hills, kejadian rebutan bis kembali terjadi, hari ini rupanya memang
hari libur dan banyak wisatawan yang memanfaatkan waktu untuk jalan2. Tujuan
kami berikutnya adalah ke kawasan Batu Feringgi, kawasan tersebut berada di
sepanjang garis pantai yang menghadap ke Selat Malaka, karena hari sudah sore,
gue hanya sebentar aja disana, salahsatu tujuan gue adalah mampir ke Hard Rock
Hotel untuk membeli Kaos HRC sebagai souvenir, lalu kami sempatkan foto2 di
pantai belakang hotel, sebenere ini pantai khusus untuk hotel tapi munkin
karena kurang pengawasan ada juga yang bisa menyelinap masuk ke pantai
tersebut, dan munkin karena nggak enak hati, kami hanya sebentar saja, foto2
lalu balik pulang ke penginapan.
Pantai di
belakang Hard Rock Hotel Penang
Sebelum sampai
penginapan,kami turun dulu mampir makan malam di kawasan kuliner yang terkenal
di Penang, namanya Kawasan Gurney Hawker, disana semua pedagang khusus makanan
berkumpul dalam satu area yang disediakan, enaknya disini, semuanya tertib,
pedagang bersedia ditempatkan diwilayah yang sudah disediakan, tidak ada tuh
yang nyelip keluar jualannya, atau pedagang yang jualan di luar area yang d
sediakan, jadi cukup teratur, komposisi makannanya pun sudah d atur sedemikian
rupa, sehingga bagi muslim yang hendak mencoba kuliner gak perlu khawatir kalau
makanan itu halal atau nggak, karena pedagang masakan muslim ditempatkan bagian
tersendiri sehingga untuk yang muslim mudah mencarinya.
Kenyang urusan,
balik ke hotel udah malam, capek, istirahat.
Hari ke-3, Senin, 24 Nopember 2014, pagi hari, setelah sarapan, setelah urusan check out selesai, kami
titip tas di loker, hari ini hari terakhir, kami rencanain jalan2 seputar
Georgetown aja, Georgetown ini merupakan kawasan kota tua yang dilindungi
sebagai kota warisan dunia oleh UNESCO, lingkungan kota ini sangat tertata
dengan baik, rumah2 tua masih terawat dengan baik dan ada beberapa yang
dijadikan museum. Dari beberapa kota tua yang gue pernah datengin, munkin ini
yang terbaik yang gw kunjungi, karena munkin sudah mendapat pengakuan dari
UNESCO sehingga pengawasan perawatannya lebih intens, munkin yah.
Jalan2
lingkungan yang ada d kawasan ini diberi nama sesuai dengan sejarah/cerita di
lokasi tersebut pada masa lalu, nama jalan disini disebut lebuh, jadi nama2
jalan akan kita temui misal Lebuh Mantri, Lebuh Huria, Lebuh Cannon dsb dsb,
untuk menandai sebagai pengingat cerita pada jalan tersebut dibuatlah semacam
gambar atau street art dengan konsep yang lucu sehingga orang mudah untuk
mengingatnya, dan yang unik adalah penempatan gambar2 tersebut diletakkan
sedemikian rupa sehingga visitor seperti diajak bermain mencari sesuatu. Jadi
gue nggak sendirian cari2 itu gambar, banyak turis yang juga hunting street
art, karena ternyata penempatan street art tersebut seperti sudah direncakan
sebagai bagian dari konsep promosi wisata di Georgetown, keren …..
gw kembali
menyusuri jalan lingkungan di Georgetown. Banyak bangunan bersejarah yang
dilindungi selain Mesjid Kapitan Keling, ada juga Gereja, Kantor Pos, Gedung
Dewan dsb dsb yang dulunya berfungsi pada saat penjajahan Inggris berkuasa d
sana. Selain itu gue juga kembali hunting street art yang kemarin blm sempet
gue temukan, gue juga sempet ke Lebuh Aceh, dinamakan demikian karena katanya
dulunya banyak orang Aceh menetap disini, beranak pinak, berketurunan sampe
sekarang, bisa jadi kalau ditanya ke orang melayu disekitar itu, kakek nenek
mereka berasal dari Aceh, Indonesia. Ada juga Lebuh Muntri, nama tersebut
menjadi sejarah Desainer sepatu terkenal, Jimmy Choo memulai magang membuat
sepatu sebelum mendunia seperti sekarang. Dsb dsb …
Loe nggak bakal
percaya kalo street art setelah tulisan me … kek ada selang yang ditutup, itu
bener, karena itu adalah selang air yang langsung ke selokan air d bawahnya,
tapi karena kreatif bisa d buat gambar kek gini
Kejadian
terulang kembali, lagi asyik2nya gue jalan2, tetiba sepatu gue lapar, alias
bagian depannya terbuka, sol-nya udah lepas, munkin karena sepatu lama juga
kali yah, gue akalin pake karet tetep aja nggak keren, akhirnya gw balik duluan
ke penginapan, sementara temen2 pada nyantai di pinggir pantai dekat benteng
yang menghadap ke selat malaka, gw mampir ke toko, gue beli sandal jepit dan
sepatunya langsung gw buang ke tempat sampah, karena emang udah rusak.
gw kembali ke
penginapan, temen2 juga udah pada balik, istirahat sebentar, check out, Karena
hari ini emang hari terakhir, sblm balik ke airport, Kelar urusan, capek,
gerah, karena udah chek out, gue minta izin untuk mandi, eh dikasih, baik
banget, yaudah selesai mandi gw bergegas kembali ke airport untuk balik ke
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar