Perjalanan ke
Komodo ini awalnya dari sekedar ngomong2 tentang trip, eh gak lama kemudian
temen nawarin trip bareng ke Komodo, katanya lagi ada tiket murah ke Komodo
dari Denpasar, setelah mempertimbangkan waktu kerja, curi2 kesempatan, akhirnya
nekatlah kami berangkat ke Komodo. Waktu itu perjalanan kami mulai dari Jakarta
ke Bali naik Airasia, lalu dari Bali kami mengambil penerbangan ke Labuan Bajo
pake Merpati yang waktu itu lagi promo murah banget, Cuma Rp 135.000.- Labuan
Bajo ini airport untuk melanjutkan perjalanan ke wilayah Flores termasuk Komodo
Hari ke-1, Rabu, 19 September 2012, dengan menggunakan penerbangan malam sepulang kantor, kami
berangkat ke Bali, sesampai disana kami menginap di salahsatu rumah temen
kantor, istirahat.
Hari ke-2, Kamis, 20 September 2012, dengan penerbangan pagi, menggunakan Merpati, kami terbang menuju
Labuan Bajo, penerbangan sekitar 1,5 jam, sesampai disana kami langsung ke
dermaga untuk mencari perahu yang bisa disewa selama perjalanan explore pulau
nanti. Jadi kebetulan, menjelang keberangkatan, temen gw sounding ke medsos
kalo dia mau trip ke Komodo, dan dilalah gayung bersambut, ada dua orang yang
merespon dan kami janjian ketemu di Labuan Bajo karena ternyata dua orang ini
sedang melakukan perjalanan explore Flores, salahsatunya ke Komodo, kami
bertemu disana dan ternyata salahsatu diantara mereka juga mengajak satu turis
bule Belgia yang pergi sendirian, yang juga kebetulan mencari teman perjalanan,
akhirnya kami total berlima sepakat untuk melakukan trip bareng, setelah nego
dan mencapai kesepakatan, gak lama kemudian berangkatlah kami mengarungi lautan
menuju pulau yang pertama, yaitu pulau Rinca.
Loh Buaya,
Gerbang masuk ke Pulau Rinca
Pulau Rinca ini
bagian dari gugusan pulau Komodo yang sudah menjadi salah satu New Seven
Wonder, salah satu keajaiban dunia untuk alam, di sana juga banyak dijumpai
hewan Komodo, sesampai disana kami menuju pos pengamatan Komodo untuk
registrasi sekalian memilih pemandu kami selama melakukan perjalan di pulau
tersebut. Kami di ajak berkeliling pulau, naik turun bukit, sambil berjalan
menyusuri pulau, pemandu menjelaskan informasi tentang pulau Komodo dan juga
karakteristik hewan Komodo itu sendiri, pulau disana didominasi oleh padang
rumput yang luas, kebetulan saat itu musim kemarau, jadi warna kuning rumput
sangat dominan melapisi bukti diseluruh pulau, pemandu menjelaskan bagaimana
mengetahui bahwa disekitar kita ada Komodo atau tidak, hal-hal yang harus
diperhatikan apabila berada di pulau yang ada hewan Komodo dan sebagainya.
Registrasi, Uang Sukarela, Pemilihan Pemandu
Pemandu sedang
menjelaskan situasi Pulau Rinca dan hal2 yang harus diperhatikan selama disana.
Penampakan
beberapa hewan Komodo di kolong rumah warga
Pemandangan
sekitar Pulau Rinca sangat indah, karena pulau ini berada di jalur Samudera
Indonesia yang sangat biru warna lautnya, kontras sekali dengan warna pulau
yang didominasi warna kuning karena kemarau.
Kerbau calon korban
santapan Komodo
Selesai explore
pulau, hari mulai gelap, perahu membawa kami ke tengah laut dan lalu berhenti
ditengahnya, kemudian pemilik kapal menyediakan kami hidangan makan malam
dengan lauk ikan yang lezat hasil racikannya sendiri, kenapa kami bertahan di
tengah laut seperti ini? karena ternyata tanpa gue ketahui, kami bermalam di
dalam perahu yang ukurannya terbatas untuk ukuran lima orang ditambah pemilik
perahu dan asistennya, jadilah kami bertujuh bermalam di tengah laut, di dalam
perahu kayu, beratapkan langit terang berbintang, beralaskan tikar dan papan
kayu perahu, kami akhirnya dapat tidur terlelap setelah semua tirai ditutup.
Tirai ditutup karena untuk menahan terpaan angin laut yang dingin, dan kenapa
kami bermalam ditengah laut, tidak di darat? Ada dua pertimbangan, yaitu, jika kita
kembali ke Labuan Bajo, perjalanan kembali itu sangat jauh dan sangat tidak
efektif dan efisien jika mondar mandir keliling pulau dengan cara seperti itu,
yang kedua, kenapa tidak di darat, kita harus tau bahwa kita berada di gugusan
pulau yang berpenghuni hewan buas, jika kita tidur di darat di salah satu pulau
tersebut, besar kemungkinan kita menjadi mangsa hewan buas tersebut, meskipun
ada penginapan yang disediakan di pulau, tetapi harganya sangat mahal untuk
ukuran bekpeker kayak kami ini. Dan ternyata dengan bermalam di dalam perahu
seperti ini juga tetap nyaman, menjadi warna dalam perjalanan, selain itu juga karena
kebetulan kami sudah sangat lelah berpetualang seharian, ditambah rasa kenyang
dan udara yang sejuk membuat tidur semakin nyenyak.
Hari ke-3, Jumat, 21 September 2012, pagi hari sekali kami sudah bangun, semua tirai sudah dibuka,
pemilik perahu sudah siap menyediakan sarapan pagi buat kami, sambil sarapan
kami melihat sekeliling dan ternyata kami tidak sendirian yang bermalam di
perahu, ada beberapa perahu kecil dan juga perahu besar yang juga melakukan hal
yang sama, sebuah suasana yang menyenangkan.
Segera setelah
semuanya sudah siap, perahu kembali berlayar dan kali ini menuju Pulau Komodo,
sesampai disana, kembali kami mengunjungi pos pengawasan/pengamatan untuk
registrasi dan memilih pemandu, selanjutnya kami mengikuti arahan pemandu, sama
seperti yang dilakukan pemandu kami di Pulau Rinca, pada saat explore Pulau
Rinca kemarin, kami hanya berhasil menemui dua ekor Komodo dan itu dari
kejauhan, selebihnya kami hanya menemukan jejak-jejak bekas Komodo lewat, di
Pulau Komodo ini kami akhirnya menemukan sekumpulan Komodo yang sedang
berkumpul/berteduh di bawah sebuah rumah, rumah2 d sana memang di desain
menjadi rumah panggung untuk menghindari bahaya dari hewan Komodo itu sendiri.
Komodo2 ini berkumpul di bawah rumah penduduk, karena menurut penjelasan
pemandu mereka tertarik dengan aroma masakan penduduk, sambil berharap mereka
bisa menemukan makanan untuk mereka sendiri. Kami menyaksikan sekumpulan Komodo
yang besar dan kuat dalam jarak yang relative dekat sekitar 3 meter, tentunya
dengan pengawasan pemandu.
Gerbang masuk
Pulau Komodo
Registrasi, Uang
Sukarela, Pemandu dan Peta Wilayah Pulau Komodo
Contoh kotoran
Komodo setelah menyantap Rusa, terlihat bulu dan kuku saja yang tidak
terkunyah.
Sedikit banyak
pemandu bercerita mengenai aturan ketika berada di dalam pulau, salah satunya
tidak disarankan buat setiap orang yang mempunyai luka terbuka, wanita yang
sedang haid untuk berkeliaran di dalam pulau, karena Komodo ini mempunyai
penciuman yang sangat tajam, hewan ini mampu mencium aroma darah meskipun
dengan jarak yang jauh, makanya sebelum kami memulai perjalanan, pemandu
mengingatkan kami akan hal2 seperti itu, dan Alhamdulillah diantara kami
berlima tidak ada yg mempunyai masalah seperti itu. pemandu bercerita bahwa
pernah saat itu membawa serombongan turis dari Jepang, ketika ditanyakan hal2
yg berkiatan dengan luka dan haid, tidak ada yg merespon, namun ketika memulai
perjalanan mendadak muncul sekumpulan komodo mendekat ke salah satu turis dan
karuan saja sang turis panic dan pemandu berupaya mengalau agar jangan sampai
hewan tersebut menyerang si turis, setelah berhasil menghalau, diketahui
ternyata turis ini, cewek sedang haid, dan munkin dia malu untuk mengatakannya,
makanya pemandu sangat mengingatkan hal2 yang rsikan tersebut, selain itu
Pemandu juga bercerita tentang ada anak kecil yang menjadi korban keganasan
hewan komodo karena kelalaian orang tua dalam mengawasi keberadaan anak-anak
saat bermain, karena tinggal di dalam pulau dan bersama dengan hewan buas
seperti ini sangat berbahaya, namun anehnya tetap aja ada sekumpulan manusia
yang menghuni pulau ini, dalam hati gue gak bisa menyalahkan mereka, karena
disinilah tanah kelahiran mereka, mereka sudah terbiasa dengan keadaan disini.
Sama dengan
kondisi di Pulau Rinca, kami juga melakukan tur keliling jelajah Pulau Komodo
sampai selesai. Setelah itu kami meninggalkan pulau Komodo, perahu kemudian
membawa kami ke sebuah pantai yang sangat terkenal, yaitu Pink Beach, Pantai
dengan Pasir Pantai berwarna Merah Muda. Pasir pantai disini berwarna merah
muda karena efek pecahan karang yang berwarna merah marun, berkeping-keping
menjadi pecahan kecil bahkan sampai menjadi butiran pasir berwarna merah
muda/pink. Kami berenang disana, ambil foto sampe bosen, setelah itu perahu
membawa kami ke Pulau Kambing, entah kenapa disebut pulau kambing, padahal d
sana tidak satu pun ditemukan hewan tersebut, namun snorkeling di pulau
tersebut sangat indah dalam lautnya, gak perlu jauh ke dalam lautnya, hanya
menyelam beberapa meter ke bawah juga sudah bisa menemukan keindahan
underwaternya.
Sampe bosen dan
perjalanan eksplore pulau akhirnya berakhir, perahu bersandar kembali di Labuan
Bajo, segera kami mencari penginapan untuk bermalam dan bersitirahat.
Hari ke-4, Sabtu, 22 September 2012, pagi ini kami akan melakukan perjalanan ekplore ke pedalaman Labuan
Bajo, katanya ada air terjun yang indah, Cucak Wulang namanya, perjalanan kami
ke air terjun ini tambah satu orang lagi turis bule Inggris yang juga pergi
sendirian, kebetulan hendak melakukan perjalanan yang sama, jadilah kami ber-6,
dengan mobil bak terbuka ke lokasi air terjun, namun harus ditempuh dengan
kendaraan plus jalan kaki menjelajah hutan untuk bisa mencapai air terjunnya,
nama air terjunnya gue lupa, tapi memang sangat indah dan curam, karena udah
malas ber-basah2an, tidak banyak yang kami lakukan di sana, kami hanya jalan2
sekitar, sebelum sampai penginapan, tour guide kami mengajak mampir ke rumahnya
dan kami ditraktir makan siang olehnya, setelahnya, sebagian ada yang
mengunjungi gua batu cermin, sementara gue langsung balik ke penginapan. Habis
itu lebih banyak istirahat di dalam kamar hotel karena memang sudah lelah.
Hari ke-5, Minggu, 23 September 2012, hari ini terakhir kami melakukan perjalanan ke Komodo dan Labuan
Bajo, gue berdua temen balik ke Bali dengan penerbangan pagi, sementara dua
orang yang yang janjian dan ketemu di medsos lanjut perjalanan ke pedalaman
Flores, sementara si Bule memilih untuk stay lebih lama di Labuan Bajo. Setelah
sampai di Ngurah Rai, kami menunggu penerbangan selanjutnya kembali ke Jakarta,
Perjalanan berakhir.
Ini kereen.... Suwerrr....
BalasHapusmakasih, Mbak blimbingwuluh :-)
Hapus