Gw udah beberapa
kali ke Malaysia, tapi keseringannya di KL dan sekitatrnya, terus sering baca
artikel tentang Malaka, dari buku sejarah waktu SMP dan informasinya sih kota
itu menarik banget, karena pada masanya pernah menjadi pelabuhan yang terkenal,
lokasinya juga relative dekat dengan Kuala Lumpur, karena aksesnya yang mudah,
jadi gak ada salahnya kunjungan gue kali ini gw niatin satu hari mampir ke
Malaka, menurut kalkulasi perjalanan, lokasi2 yang mau gue datengin, kek nya
waktu segitu udah cukup, perjalanan gue kurang lebih kek gini :
Hari kedua
kunjungan gue ke Malaysia, waktu itu tanggal 21 Oktober 2012, gw sempetin mampir ke Malaka, karena lokasinya gak
gitu jauh dari Kuala Lumpur, sekitar dua jam perjalanan darat dengan bus, untuk
dapat ke Malaka, dari KL kita naik kereta sampai ke setasiun Bandar Tasik
Selatan, setasiun ini terpadu dengan terminal Bus yang besar, dimana hampir
semua keberangkatan bus dari dan menuju seluruh penjuru Malaysia dapat
dilakukan melalui terminal ini, terminalnya besar dan megah, bersih dan
teratur, terminal ini dibuat sebagai antisipasi membludaknya daya tampung
keberangkatan bus di terminal Bus Pudu yang ada di tengah kota. Setelah membeli
tiket bus, berangkatlah kita sesuai dengan jam keberangkatan, bus berjalan
tepat waktu dan bisa dikatakan lama perjalanan hampir sesuai dengan perkiraan
waktu ketibaan.
Karena kunjungan
ke Malaka hanya satu hari perjalanan dan sorenya balik ke KL, jadi kami sengaja
mengambil keberangkatan pagi jam 8 biar sampai sana masih pagi dan bisa lebih
banyak eksplore wilayah sekitar Malaka. Sesampainya di terminal Bus Malaka,
kami segera mencari bus dalam kota yang akan membawa kami ke pusat wisata
sejarah Malaka, namanya kawasan gedung merah, kenapa dikatakan demikian, karena
semua bangunan dikawasan ini didominasi warna merah, kawasan ini merupakan
kawasan sejarah dan termasuk kawasan warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO.
Segera setiba disana kita langsung bisa melihat Gereja tua bekas peninggalan
Belanda semasa mereka berkuasa disana, di depannya terdapat taman dengan
air mancur yang dirawat dengan baik,
lalu jalan sedikit ke sebelah, kita akan menemukan gedung Stadhytus, bekas
gedung kantor pemerintah Belanda pada saat itu.
Gereja di latar
belakang, sementara di sebelah kiri Gereja di belakang gw itu Gedung Stadhytust
Tidak jauh dari
situ kita jalan sedikit naik ke atas bukit, kita akan menemukan reruntuhan
Gereja Saint Paul, udah kesekian kalinya gw menemukan gereja dengan nama yang
sama dan desin yang sama, bangunan yang Nampak hanya tinggal dinding gereja
yang sebagian masih utuh namun atapnya sudah tidak ada, di dalam bangunan bekas
gereja tersebut, terdapat beberapa batu nisan makam petinggi semasa itu,
beberapa artefak yang sengaja d simpan disana.
Kita jalan
sedikit ke belakang, kita akan menemukan bekas benteng pertahanan Portugis
sebelum Belanda masuk menguasai Malaka, yang tersisa hanya bangunan tembok
semacam pintu gerbang dan meriam di sebelahnya.
Waktu lagi jalan
disekitar gereja, kita bisa nemuin banyak banget becak yang di dandanin
sedemikianrupa sehingga tampak meriah dengan aksesoris yang ramai dan yang
lebih heboh lagi, becak2 yang emang disediakan khusus untuk wisatawan ini,
disertai dengan music yang sengaja di setel keras dan lucunya, lagu2nya di
dominasi lagu dangdut dari Indonesia hahahahaha ….. jangan2 tukang becaknya
impor juga dari Jawa, nggak tau deh.
Selesai dari
situ, agak ke sebelah kiri kita akan menjumpai Museum Nasional Malaka, isinya
adalah cerita tentang Kesultanan Malaka, kita juga akan menemui rangkaian
cerita mengenai Hang Tuah dan Hang Jebat, diorama tentang bagaima seorang
Sultan Malaka menerima para tamu dari luar negeri seperti dari Jawa dan
Thailand, juga kita bisa lihat pakaian2 kebesesaran Sultan dan keluarganya,
ruang pribadi Sultan dan semacamnya sampai aksesoris, pedang pusaka dan
peralatan lainnya yang masih disimpan didalam museum ini.
ada sedikit cerita nih tentang diorama ini, waktu itu gue trip bareng temen gue yang bisa "membaca" sesuatu, menurut dia, bener atau kagak, pada malam hari semua patung yang ada d sini, semua bergerak dan beraktifitas seperti yang diceritakan dalam papan informasi, ya percaya nggak percaya sih, waktu dia masuk ke beberapa ruangan juga dia merasakan sesuatu aura yang kurang menyenangkan, akhirnya kami tidak terlalu ber-lama2 d dalam ruangan ini, segera pindah ke ruangan yang lain.
Keluar dari
kawasan ini kita sedikit berjalan kea rah laut, ada semacam wahana permainan,
Taming Sari namanya, jadi ini semacam kabin yang berbentuk lingkaran dengan
kaca transparan, menampung sejumlah orang, yang berputar secara perlahan, naik
ke atas sehingga kita bisa melihat pemandangan seluruh bekas pelabuhan Malaka
dan kawasan heritage disana.
Berjalan
sebentar ke arah jalan raya, melewati pasar, kita akan menjumpai Perahu besar
yang pernah digunakan pada masanya, yang sekarang dijadikan obyek wisata, kita
bisa naik d atasnya dan melihat-lihat di dalamnya.
Bila sudah
selesai semua, mampir deh ke pasar yang ada di depan perahu, bagi yang mau
belanja oleh2 atau souvenir Malaka, bisa mampir ke pasar ini, berbelanja dengan
harga yang wajar, atau sekedar menghapus rasa lapar dan haus.
Sebenernya
deket2 situ ada kawasan bekpeker, namanya kawasan Jongker Street, kawasan
bekpeker banyak penginapan murah dan kumpulan cafe2 gitu, namun karena hari
udah menjelang sore, dan emang gak ada niatan bermalam disana, gw skip
perjalanan kesana.
Sambil nunggu
Bus ke Terminal Bus Malaka
Setelah puas
mengelilingi kawasan Heritage ini, gw balik ke terminal bus Malaka, untuk
kembali ke KL dengan menggunakan bus yang sudah dipesan sebelumnya sesuai
dengan jadwal keberangkatan yang sudah tertulis di tiket.
Sebaiknya segera
setelah sampai terminal bus Malaka, kita cari tiket untuk kepulangan dengan
memperhatikan jadwal keberangkatan bus, karena, terutama waktu2 yang ramai,
terkadang jam keberangkatan favorite, sekitar sore hari suka sudah penuh,
daripada kehabisan mending beli di awal, kecuali emang mau bermalam sebentar di
Malaka.
Karena kebetulan
waktu itu kunjungan gw ke Malaka bertepatan dengan jadwal F1 di Sepang, dan
malam minggu, bis gw terjebak kemacetan di dalam tol, efek bubaran F1 dan
kendaraan yang bergerak masuk ke KL
secara bersamaan.